Banyak bisnis manufaktur di Indonesia menghadapi tantangan dalam mengendalikan biaya produksi, mulai dari bahan baku hingga tenaga kerja dan overhead. Salah satu penyebab utamanya adalah laporan produksi yang tidak tersusun dengan baik, sehingga pengeluaran sulit Anda pantau secara akurat dan terstruktur.
Tanpa laporan yang sistematis, perusahaan berisiko kehilangan kendali atas biaya operasional dan menurunkan profitabilitas bisnis. Kondisi ini sering menjadi alasan mengapa banyak usaha tidak mampu bertahan dalam jangka panjang.
Penyusunan laporan biaya produksi menjadi langkah penting untuk menjaga efisiensi dan kestabilan keuangan. Untuk itu, mari simak manfaat, jenis, dan contoh laporan biaya produksi yang bisa membantu bisnis Anda lebih efisien!
Key Takeaways Laporan biaya produksi adalah dokumen yang berisikan catatan semua biaya yang dikeluarkan dalam proses pembuatan produk dan jasa. Komponen penting laporan biaya produksi adalah biaya bahan baku (BBB), biaya tenaga kerja langsung (BTK), dan biaya overhead pabrik (BOP). Laporan biaya produksi digunakan untuk menghitung HPP, mengendalikan biaya, dan meningkatkan efisiensi dalam pengambilan keputusan.
- Apa itu Laporan Biaya Produksi?
- Mengapa Kontrol Biaya Produksi Gagal?
- Komponen Utama dalam Laporan Biaya Produksi
- Contoh dan Metode dalam Membuat Laporan Biaya Produksi
- Cara Menghitung Laporan Biaya Produksi
- Perbandingan: Laporan Biaya Manufaktur Manual vs Sistem Manufaktur
- Otomatisasi Laporan dan HPP Akurat dengan Software Total ERP
- Kesimpulan
Apa itu Laporan Biaya Produksi?
Laporan biaya produksi adalah dokumen penting yang mencatat semua pengeluaran selama proses pembuatan produk. Laporan ini membantu perusahaan manufaktur dalam menghitung harga pokok produksi (HPP), mengendalikan biaya, serta meningkatkan efisiensi operasional.
Dengan data yang akurat, perusahaan dapat menetapkan harga jual yang kompetitif dan mengelola anggaran secara optimal. Tanpa laporan produksi yang terstruktur, risiko pemborosan dan ketidakefisienan meningkat.
Mengapa Kontrol Biaya Produksi Gagal?
Data Galorath menunjukkan 96% manufaktur masih bergantung pada spreadsheet untuk menghitung biaya produksi metode yang rawan kesalahan dan keterlambatan input. Ketika kontrol biaya tidak dilakukan dengan benar, perusahaan berisiko mengalami pemborosan material dan penurunan margin keuntungan.
Alasan umum kegagalan kontrol biaya & konsekuensinya:
- Perencanaan material tidak akurat: menimbulkan overstock atau kekurangan bahan yang menghambat kelancaran produksi.
- Input biaya dilakukan secara manual dan tidak terstandarisasi: meningkatkan potensi human error dan menghasilkan HPP yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.
- Kurangnya integrasi antar-departemen (produksi, inventaris, dan keuangan): menyulitkan pelacakan biaya secara end-to-end dan memicu selisih perhitungan.
- Tidak tersedia visibilitas real-time atas penggunaan bahan dan proses produksi: membuat perusahaan lambat menanggapi perubahan harga material atau deviasi biaya.
Untuk memastikan kontrol biaya yang akurat, perusahaan perlu beralih ke sistem terintegrasi yang mampu mengotomatiskan perencanaan dan pemantauan setiap komponen biaya, termasuk melalui MRP software.
Komponen Utama dalam Laporan Biaya Produksi

Laporan biaya produksi berisi berbagai komponen yang membantu perusahaan manufaktur dalam menghitung total biaya produksi dengan akurat. Berikut adalah tiga komponen utama dalam laporan biaya produksi:
1. Biaya bahan baku
Biaya bahan baku mencakup semua pengeluaran untuk bahan utama dalam proses manufaktur. Laporan produksi mencatat jumlah bahan baku dan sisa stok yang tersedia. Dengan data ini, perusahaan dapat mengontrol penggunaan bahan dan menghindari pemborosan.
2. Biaya tenaga kerja langsung
Biaya tenaga kerja langsung mencakup upah pekerja yang terlibat dalam proses produksi. Laporan produksi membantu perusahaan mengetahui total pengeluaran dan mengevaluasi efisiensi karyawan berdasarkan lead time, sehingga produktivitas dapat meningkat tanpa menambah biaya signifikan.
3. Biaya overhead pabrik
Biaya overhead pabrik mencakup semua biaya tidak langsung yang berhubungan dengan produksi, seperti listrik, air, sewa pabrik, perawatan mesin, dan bahan pendukung lainnya. Dengan laporan ini, perusahaan bisa mengidentifikasi pengeluaran yang bisa Anda tekan untuk meningkatkan efisiensi operasional.
Implementasi software manufaktur juga membantu mengintegrasikan pencatatan bahan baku, tenaga kerja, dan overhead agar data biaya tersaji lebih real-time. Untuk membantu langkah itu, silakan cek skema harga yang sesuai dengan kebutuhan bisnis dengan mengklik banner di bawah ini.
Contoh dan Metode dalam Membuat Laporan Biaya Produksi
Untuk membantu Anda dalam menyusun laporan ini secara manual, berikut adalah template contoh laporan biaya produksi yang dapat Anda gunakan sebagai referensi.
Membuat laporan biaya produksi yang akurat sangat penting bagi perusahaan manufaktur untuk mengendalikan pengeluaran dan menetapkan harga jual produk. Berikut adalah dua metode utama yang sering pebisnis gunakan dalam perhitungan biaya produksi:
1. Full costing

Metode full costing menghitung semua biaya yang terkait dengan produksi, baik biaya langsung maupun tidak langsung. Metode ini memberikan gambaran menyeluruh tentang total biaya yang perusahaan keluarkan.
Menggunakan metode ini, perusahaan dapat menetapkan harga jual yang lebih akurat karena semua komponen biaya telah sistem hitung. Selain itu. dengan metode ini bisnis juga dapat memastikan bahwa harga jual produk mencakup seluruh biaya produksi dan memberikan margin keuntungan yang optimal.
2. Variable costing

Berbeda dengan metode full costing, metode variable costing hanya menghitung biaya yang berubah seiring dengan volume produksi. Biaya tetap, seperti sewa pabrik dan gaji karyawan tetap tidak masukdalam perhitungan.
Metode variable costing sangat berguna untuk pengambilan keputusan jangka pendek. Dengan metode ini, perusahaan dapat menentukan harga minimum produk, menganalisis dampak kenaikan produksi terhadap keuntungan, serta memutuskan apakah lebih menguntungkan memproduksi sendiri atau membeli komponen dari pemasok lain.
Cara Menghitung Laporan Biaya Produksi
Menghitung laporan biaya produksi dengan benar sangat penting bagi perusahaan manufaktur. Perhitungan yang tepat membantu perusahaan mengetahui total biaya yang Anda keluarkan, menentukan harga pokok produksi (HPP), dan memastikan keuntungan yang optimal.
Berikut adalah langkah-langkah cara menghitung laporan biaya produksi dengan sistematis:
1. Mengumpulkan data biaya produksi
Langkah pertama dalam menghitung biaya produksi adalah mengumpulkan semua data pengeluaran selama proses produksi. Langkah ini bertujuan untuk mengidentifikasi semua biaya yang Anda keluarkan selama produksi. Biaya produksi terdiri dari:
- Biaya bahan baku langsung: Mencakup pembelian bahan baku utama produksi.
- Biaya tenaga kerja langsung: Meliputi upah pekerja yang terlibat langsung dalam proses produksi.
- Biaya overhead pabrik: Termasuk biaya listrik, air, sewa, perawatan mesin, serta biaya lain yang tidak langsung tetapi tetap penting untuk produksi.
Pencatatan yang akurat memastikan tidak ada biaya yang terlewat dan membantu dalam pengambilan keputusan keuangan.
2. Menghitung total biaya produksi
Setelah semua data biaya terkumpul, langkah ini bertujuan untuk mengetahui jumlah total biaya yang Anda keluarkan. Perhitungan total biaya produksi penting untuk mengontrol anggaran dan memastikan produksi berjalan sesuai rencana keuangan perusahaan.
Anda dapat hitung total biaya produksi dengan rumus berikut:
Total Biaya Produksi = Biaya Bahan Baku + Biaya Tenaga Kerja + Biaya Overhead Pabrik
Hasil dari perhitungan ini menunjukkan berapa besar biaya yang telah Anda keluarkan untuk menghasilkan produk dalam periode tertentu.
3. Menentukan biaya produksi per unit
Mengetahui biaya produksi per unit membantu perusahaan dalam menentukan harga jual produk yang sesuai. Jika harga jual lebih tinggi dari biaya produksi per unit, maka perusahaan dapat memperoleh keuntungan. Sebaliknya, jika biaya produksi terlalu tinggi, perlu Anda lakukan evaluasi agar lebih efisien.
Untuk mengetahui berapa biaya yang Anda keluarkan per unit produk, gunakan rumus:
Biaya Produksi per unit = Total Biaya Produksi / Jumlah Produk yang Dihasilkan
Rumus ini membantu perusahaan dalam menetapkan harga jual yang kompetitif serta mengevaluasi efisiensi produksi.
4. Susun laporan biaya produksi
Pembuatan laporan produksi yang rapi dan sistematis mempermudah pemantauan dan analisis biaya. Laporan ini biasanya berbentuk tabel agar lebih mudah pemangku kewajiban baca oleh manajemen dan tim keuangan. Dengan laporan yang jelas, perusahaan dapat memahami struktur biaya dan melakukan perbaikan.
5. Evaluasi dan optimalkan biaya produksi
Langkah terakhir adalah menganalisis hasil laporan untuk menemukan cara meningkatkan efisiensi biaya. Evaluasi bertujuan untuk memastikan tidak ada pemborosan dan semua sumber daya teralokasikan secara maksimal. Dengan strategi yang tepat, perusahaan dapat menekan biaya produksi tanpa mengurangi kualitas produk.
Catatan: Untuk perhitungan otomatis, akurat, dan real-time, Software akuntansi manufaktur adalah solusinya. Lihat perbandingannya di bawah.
Perbandingan: Laporan Biaya Manufaktur Manual vs Sistem Manufaktur
Pengelolaan biaya produksi sering gagal memberikan hasil akurat ketika dilakukan secara manual karena bergantung pada input manusia dan dokumen terpisah. Dengan sistem manufaktur terintegrasi, seluruh proses biaya dapat dipantau real time sehingga keputusan produksi menjadi lebih cepat dan presisi.
| Aspek Kritis | Manual (Spreadsheet) | Sistem Manufaktur |
| Akurasi & Reliabilitas Data | Rumus mudah rusak, versi file tidak terkendali, serta deviasi biaya sering terlambat terdeteksi | Validasi otomatis, audit trail lengkap, dan integritas data terjaga sepanjang proses produksi |
| Kecepatan & Respons Pelaporan | Pelaporan memakan waktu karena harus menggabungkan banyak file dan rekonsiliasi manual | Data tersaji real time sehingga varians biaya bisa ditindak cepat sebelum memengaruhi margin |
| Visibilitas Biaya End-to-End | Biaya bahan, tenaga kerja, dan overhead sulit ditelusuri karena datanya terfragmentasi | Semua komponen biaya terhubung sehingga sumber pemborosan langsung terlihat |
| Kontrol & Kepatuhan Proses | Tidak dapat menjamin standar kontrol internal dan rentan manipulasi data | Hak akses berbasis peran dan log aktivitas membuat proses lebih patuh terhadap SOP dan regulasi |
| Ketahanan Operasional | Tidak stabil ketika volume data meningkat sehingga rawan file corrupt | Database terstruktur yang mampu menangani skala besar tanpa mengurangi kinerja |
Otomatisasi Laporan dan HPP Akurat dengan Software Total ERP

Dalam industri manufaktur, efisiensi operasional sangat penting untuk meningkatkan produktivitas dan mengurangi biaya. Salah satu solusi terbaik adalah menggunakan software manufaktur yang dapat mengotomatisasi berbagai proses produksi.
Dipercaya oleh 800++ perusahaan, Software manufaktur Total ERP dapat menjadi solusi kemudahan proses produksi Anda. Total ERP menghadirkan software manufaktur dengan fitur lengkap yang membantu perusahaan dalam mengelola produksi secara lebih efektif. Dapatkan kesempatan demo gratis untuk merasakan keunggulannya secara langsung.
Berikut adalah fitur utama software manufaktur Total ERP:
- Perhitungan otomatis: Hemat biaya pengeluaran dan durasi pengerjaan dengan time & cost management yang efektif dan efisien.
- Produksi terjadwal: Otomatiskan operasional mulai dari penjadwalan produksi, pengelolaan material, administrasi karyawan, hingga pemeliharaan aset berkala.
- Kelola inventaris: Manfaatkan formulasi fitur Bill of Materials (BoM) dan jaga ketersediaan stok untuk penuhi kebutuhan produksi secara efektif.
- Analisis akurat: Tentukan harga jual yang kompetitif berdasarkan laporan perhitungan total biaya produksi secara otomatis & komprehensif.
Kesimpulan
Menyusun laporan biaya produksi yang akurat membantu perusahaan manufaktur mengendalikan pengeluaran dan meningkatkan efisiensi operasional. Dengan memahami komponen biaya serta menerapkan perhitungan yang tepat, setiap pengeluaran dapat terpantau dengan jelas untuk mendukung pengambilan keputusan yang lebih baik.
Total ERP hadir sebagai solusi terintegrasi untuk mengakhiri inefisiensi produksi. Kami mengundang Anda untuk sesi konsultasi eksklusif guna memetakan skema implementasi terbaik untuk menekan HPP dan meningkatkan margin keuntungan Anda.
FAQ Laporan Biaya Produksi
Laporan biaya produksi adalah dokumen yang merinci total biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi suatu barang atau jasa dalam periode tertentu. Laporan ini mencakup biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.
Laporan harga pokok produksi berisi biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik. Dengan laporan ini, bisnis dapat menghitung HPP per unit, menentukan harga jual kompetitif, mengendalikan biaya, serta menyusun anggaran agar operasional lebih efisien dan menguntungkan.
Biaya produksi terdiri dari biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik yang dikeluarkan dalam periode tertentu. Semua biaya dijumlahkan untuk menentukan harga pokok produksi per unit, sehingga bisnis bisa menetapkan harga jual kompetitif, mengendalikan biaya, dan meningkatkan efisiensi.
Laporan produksi adalah dokumen yang mencatat jumlah produk yang dihasilkan, penggunaan bahan baku, biaya, dan efisiensi proses dalam periode tertentu. Laporan ini membantu bisnis memantau kinerja, mengendalikan biaya, menjaga kualitas, serta memastikan target produksi tercapai dengan optimal.












