Icon Total

Novita
Balasan dalam 1 menit

Novita
Tertarik cek fitur sistem kami?

Jadwalkan demo gratis via WhatsApp dengan tim kami
6281222849188
×

Novita

Active Now

Novita

Active Now

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit ut aliquam, purus sit

Apa Itu Fill Rate? Definisi, Jenis dan Cara Menghitungnya

Picture of Ghea Putri

Fill rate adalah indikator penting dalam rantai pasok yang mengukur seberapa banyak pesanan pelanggan dapat dipenuhi langsung dari stok yang tersedia. Semakin tinggi nilainya, semakin efisien manajemen inventori dan semakin tinggi kepuasan pelanggan yang dicapai oleh perusahaan.

Namun, banyak bisnis masih menghadapi tantangan serius ketika fill rate rendah, seperti pesanan yang tidak terpenuhi, meningkatnya biaya operasional, hingga risiko kehilangan pelanggan. Kondisi ini dapat mengurangi produktivitas sekaligus melemahkan daya saing perusahaan di pasar.

Untuk mengatasi masalah tersebut, perusahaan membutuhkan pendekatan berbasis teknologi seperti software procurement. Dengan sistem ini, pengelolaan pengadaan lebih terukur sehingga perusahaan dapat menjaga konsistensi fulfillment rate sekaligus meningkatkan kinerja bisnis secara keseluruhan.

Daftar Isi
    DemoGratis

    Apa itu Fill Rate?

    Secara sederhana, fill rate adalah indikator yang mengukur seberapa besar pesanan pelanggan dapat dipenuhi langsung dari stok yang tersedia tanpa adanya kekurangan. Konsep ini menjadi tolok ukur penting dalam rantai pasok karena menunjukkan efisiensi operasional perusahaan.

    Banyak yang juga menyebutnya sebagai fulfillment rate, di mana semakin tinggi nilainya maka semakin baik performa distribusi dan pengendalian stok. Sebaliknya, rendahnya fill rate menunjukkan adanya kendala dalam perencanaan inventory maupun distribusi barang.

    Mengapa Memahami Fill Rate Penting untuk Produktivitas Bisnis?

    Fill rate merupakan metrik kunci dalam manajemen rantai pasok yang tidak hanya menunjukkan seberapa efisien perusahaan memenuhi pesanan pelanggan, tetapi juga berdampak luas terhadap performa operasional dan daya saing bisnis.

    Berikut pentingnya memahami pengaruh fill rate dalam operasional bisnis:

    1. Meningkatkan kepuasan dan loyalitas pelanggan

    Nilai fill rate yang tinggi mencerminkan kemampuan perusahaan memenuhi pesanan pelanggan secara tepat waktu dan sesuai jumlah. Hal ini memperkuat pengalaman pelanggan, meningkatkan tingkat kepercayaan, serta mendorong loyalitas jangka panjang terhadap merek.

    Sebaliknya, rendahnya order fill rate dapat menurunkan tingkat kepuasan, memicu keluhan, hingga berujung pada perpindahan pelanggan ke kompetitor. Dalam jangka panjang, hal ini berdampak pada hilangnya pangsa pasar dan melemahkan posisi kompetitif perusahaan.

    2. Efisiensi inventori dan biaya operasional

    Pemahaman yang mendalam mengenai fill rate membantu perusahaan menyeimbangkan antara ketersediaan stok dan permintaan pasar. Inventori yang dikelola dengan baik mampu menekan biaya penyimpanan, sekaligus menghindarkan risiko stockout.

    Rendahnya angka ini sering kali menimbulkan konsekuensi biaya tambahan, baik dalam bentuk pengiriman ulang, pengelolaan backorder, maupun kompensasi kepada pelanggan. Dengan menjaga nilai pada tingkat optimal, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi biaya dan melindungi margin keuntungan.

    3. Kinerja rantai pasok dan hubungan dengan pemasok

    Memahami fill rate memungkinkan perusahaan mengidentifikasi kendala dalam manajemen gudang dan ketidaksesuaian antara pasokan dan demand planning. Hal ini juga memperkuat hubungan dengan para pemasok melalui koordinasi yang lebih baik, mengurangi variabilitas stok, dan meningkatkan keandalan pengiriman.

    4. Mendukung perencanaan strategis dan pengambilan keputusan

    Metrik fill rate tidak hanya berfungsi sebagai alat pengukuran operasional, melainkan juga sebagai dasar dalam perencanaan strategis. Data historis mengenai tingkat pemenuhan pesanan dapat dimanfaatkan untuk memperkuat demand forecasting dan perencanaan inventori.

    Melalui analisis yang tepat, perusahaan mampu mengidentifikasi pola permintaan, menyesuaikan strategi stok, serta mengantisipasi perubahan pasar dengan lebih akurat. Dengan demikian, fill rate berperan langsung dalam mendukung pengambilan keputusan yang berbasis data (data-driven decision making).

    Jenis-jenis Fill Rate

    Jenis-jenis Fill Rate

    Dalam analisis rantai pasok, fill rate memiliki beberapa jenis pengukuran yang masing-masing berfungsi untuk menilai tingkat pemenuhan pesanan secara lebih spesifik. Pemahaman terhadap variasi jenis ini sangat penting karena setiap indikator memberikan gambaran berbeda tentang efektivitas distribusi dan manajemen inventori perusahaan.

    Berikut ini adalah jenis-jenis fiil rate yang perlu Anda ketahui:

    1. Order fill rate

    Order fill rate merupakan indikator yang mengukur persentase pesanan pelanggan yang dapat dipenuhi sepenuhnya dari stok tersedia. Apabila satu item dalam pesanan tidak terpenuhi, maka pesanan tersebut tidak tercatat sebagai pemenuhan penuh.

    2. Line fill rate

    Line fill rate menunjukkan persentase baris produk dalam suatu pesanan yang berhasil dipenuhi sesuai permintaan pelanggan. Sebagai contoh, jika terdapat lima baris pesanan dan hanya empat yang terpenuhi, maka tingkat nilainya adalah 80%.

    3. Unit fill rate

    Unit fill rate berfokus pada persentase unit produk yang berhasil dipenuhi sesuai jumlah yang dipesan. Misalnya, dari total 500 unit pesanan hanya 450 unit yang terpenuhi, maka unit fill rate perusahaan adalah 90%.

    4. Case fill rate

    Case fill rate digunakan untuk mengukur persentase pemenuhan pesanan berdasarkan jumlah kemasan besar seperti karton, box, atau palet. Indikator ini banyak diterapkan dalam industri distribusi dan manufaktur dengan volume pengiriman besar.

    5. Warehouse fill rate

    Warehouse fill rate menilai tingkat keberhasilan gudang dalam memenuhi pesanan sesuai kebutuhan pelanggan. Analisis ini memberikan gambaran mengenai efektivitas manajemen gudang dalam mendukung kelancaran rantai pasok.

    Rumus dan Cara Menghitung Fill Rate

    Untuk menghitung fill rate, perusahaan membutuhkan data jumlah pesanan yang masuk serta jumlah yang berhasil dipenuhi tepat waktu. Indikator ini digunakan untuk mengukur efektivitas manajemen inventori dan kualitas pelayanan kepada pelanggan.

    Rumus perhitungannya adalah sebagai berikut:

    Rumus fill rate

    Dengan menggunakan formula tersebut, perusahaan dapat mengetahui persentase keberhasilan pemenuhan pesanan. Semakin tinggi persentase, semakin efisien rantai pasok dalam mendistribusikan produk kepada pelanggan.

    Sebagai contoh, jika terdapat 1.000 pesanan dan 950 berhasil terpenuhi, maka hasil perhitungannya adalah:

    Fill Rate = (950 ÷ 1.000) × 100 = 95%

    Hasil ini menunjukkan bahwa perusahaan berhasil memenuhi sebagian besar pesanan dengan baik, namun masih terdapat 5% kekurangan yang harus diperbaiki. Nilai ini dapat dijadikan tolok ukur untuk mengevaluasi strategi manajemen inventori, distribusi, dan kolaborasi dengan pemasok.

    Dalam praktik modern, perusahaan semakin banyak memanfaatkan teknologi digital untuk mendukung penghitungan fill rate. Penerapan software procurement memungkinkan pemantauan stok secara real time, mempercepat proses pengadaan, serta meminimalisir risiko keterlambatan pemenuhan pesanan.

    Selain itu, penghitungan fill rate juga dapat diterapkan pada level yang lebih spesifik pada jenis fill rate seperti order, line, atau unit. Dengan begitu, perusahaan dapat mengidentifikasi titik lemah dalam proses pemenuhan pesanan dan segera melakukan perbaikan yang tepat sasaran.

    Berapa Standar Nilai Fill Rate yang Ideal?

    Standar nilai fill rate bervariasi tergantung pada sektor industri, namun secara umum kisaran ideal berada di angka 90% hingga 98%. Rentang ini dianggap cukup untuk menjaga efisiensi operasional sekaligus mempertahankan kepuasan pelanggan di berbagai lini bisnis.

    Pada industri dengan tingkat persaingan tinggi seperti e-commerce dan ritel online, target fulfillment rate biasanya mendekati 100%. Hal ini terjadi karena pelanggan digital sangat sensitif terhadap keterlambatan maupun ketidaklengkapan pesanan, sehingga standar layanan harus lebih tinggi.

    Sebagai contoh, pada industri farmasi, fill rate ideal biasanya ditargetkan minimal 97% karena menyangkut ketersediaan obat yang krusial bagi pasien. Sementara itu, pada sektor manufaktur otomotif, standar angaknya berada di kisaran 92%–95% untuk menjaga kelancaran produksi tanpa menimbulkan kelebihan stok.

    Untuk mendukung pencapaian angka yang ideal, perusahaan dapat memanfaatkan teknologi seperti software purchase order. Sistem ini membantu meningkatkan akurasi pemesanan, mengurangi risiko kesalahan, serta memastikan proses distribusi lebih cepat dan tepat.

    Untuk itu, pemilihan software yang tepat tidak hanya soal fungsi, tetapi juga soal efisiensi biaya. Karena itu, penting bagi perusahaan untuk memahami skema harga yang ditawarkan agar bisa menyesuaikan dengan kebutuhan dan kapasitas bisnis.

    Agar manfaat tersebut benar-benar optimal, perusahaan juga perlu menyesuaikan pilihan sistem dengan skema harga yang paling relevan. Dengan mempertimbangkan nilai investasi terhadap fitur yang ditawarkan, perusahaan dapat memperoleh solusi yang efisien sekaligus memberikan keuntungan jangka panjang bagi operasional.

    SkemaHarga

    Strategi dalam Meningkatkan Fill Rate

    Meningkatkan fill rate membutuhkan langkah strategis yang terukur agar perusahaan dapat memenuhi pesanan pelanggan secara konsisten. Berikut adalah strategi yang dapat Anda terapkan untuk menjaga kinerja rantai pasok tetap optimal.

    1. Menerapkan forecasting berbasis data

    Analisis data historis dan tren pasar untuk memprediksi permintaan dengan lebih akurat. Gunakan hasil prediksi ini untuk menyesuaikan stok sehingga meminimalisir risiko kekurangan atau kelebihan barang, terutama saat terjadi fluktuasi musiman.

    2. Mengadopsi sistem safety stock

    Tetapkan cadangan stok minimum agar perusahaan tetap mampu memenuhi pesanan saat permintaan melonjak. Safety stock berfungsi sebagai buffer untuk mengurangi dampak keterlambatan pasokan dari pemasok atau gangguan distribusi.

    3. Mengoptimalkan reorder point

    Hitung titik pemesanan ulang berdasarkan lead time pemasok dan volume permintaan. Lakukan pemesanan tepat waktu untuk menjaga ketersediaan stok tanpa menimbulkan biaya penyimpanan berlebih.

    4. Mempercepat siklus procurement

    Percepat proses pengadaan dengan mengurangi tahapan manual yang berpotensi menunda pengiriman barang. Automatisasi dalam siklus procurement terbukti mampu meningkatkan kecepatan pemenuhan pesanan sekaligus mengurangi human error.

    5. Meningkatkan kolaborasi dengan pemasok strategis

    Bangun komunikasi dua arah yang transparan dengan pemasok untuk meminimalisasi risiko keterlambatan. Kolaborasi ini memungkinkan perusahaan mengakses informasi stok pemasok secara real-time sehingga lebih siap menghadapi lonjakan permintaan.

    6. Menggunakan aplikasi procurement

    Manfaatkan aplikasi procurement untuk mengintegrasikan permintaan, pembelian, dan distribusi dalam satu platform. Sistem digital ini meningkatkan visibilitas, kontrol, dan efisiensi seluruh proses pengadaan.

    Maksimalkan Efisiensi Pengadaan dengan Software Procurement Total

    Software procurement - Total ERP

    Tingkat fill rate yang rendah sering dipicu oleh proses pengadaan manual yang menimbulkan keterlambatan persetujuan, kurangnya transparansi vendor, hingga pemborosan anggaran. Software procurement Total membantu bisnis mengatasi hambatan ini dengan otomatisasi, pelacakan real-time, dan sistem yang lebih terkontrol.

    Untuk memastikan kesesuaiannya dengan kebutuhan bisnis, Total juga menyediakan demo gratis yang memungkinkan perusahaan untuk melakukan evaluasi awal. Dengan cara ini, keputusan implementasi bisa lebih terarah sesuai kebutuhan bisnis Anda.

    Agar lebih jelas, berikut adalah fitur-fitur utama software procurement Total untuk mendukung proses pengadaan menjadi lebih transparan dan efisien:

    • OCR for RFQ: Mempercepat alur dari RFQ ke PO, meminimalkan risiko kesalahan manual, dan membantu meningkatkan tingkat pemenuhan pesanan.
    • KPI Target per Purchaser: Memberikan fasilitas bagi manajer untuk menetapkan serta memantau KPI tiap pembeli, termasuk target waktu pemenuhan, agar fokus pengadaan tetap pada ketepatan waktu dan kebutuhan aktual.
    • Cost Savings Tracking and Reporting: Mengawasi realisasi penghematan biaya pada proses pengadaan, menyajikan laporan detail, serta menemukan peluang optimalisasi guna meningkatkan efisiensi dan mempercepat ketersediaan barang
    • Budget Tracking & Limit per Purchase: Mengendalikan penggunaan anggaran dengan memantau batas pengeluaran agar setiap pembelian tetap sesuai alokasi.
    • E-Procurement for Online Tenders: Mendukung proses tender secara online untuk memudahkan pemilihan pemasok secara efisien dan transparan.

    Kesimpulan

    Fill rate adalah metrik penting yang menunjukkan sejauh mana pesanan pelanggan dapat terpenuhi langsung dari stok yang tersedia. Dengan angka yang tinggi, perusahaan mampu menjaga efisiensi rantai pasok sekaligus meningkatkan kepuasan pelanggan.

    Untuk membantu perusahaan mencapai standar ideal, software procurement Total menjadi solusi digital untuk mengotomatisasi proses pengadaan. Sistem ini memungkinkan kontrol yang lebih baik atas inventori, efisiensi biaya, dan ketepatan pemenuhan pesanan.

    Anda juga bisa mencoba demo gratis untuk merasakan langsung manfaat software procurement dalam mendukung kelancaran pengadaan. Dengan begitu, keputusan implementasi menjadi lebih tepat karena berdasar pada pengalaman nyata yang relevan dengan kebutuhan bisnis.

    Procurement

    FAQ tentang Fill Rate

    Order fill rate adalah persentase pesanan pelanggan yang dapat penuhi penuhi sepenuhnya dari stok yang tersedia tanpa menerbitkan backorder. Metrik ini menunjukkan seberapa efektif suatu perusahaan memenuhi permintaan pelanggan secara langsung.

    Fill rate mengukur seberapa besar permintaan pelanggan yang langsung terpenuhi dari stok, sedangkan lead time adalah durasi antara pemesanan hingga penerimaan produk oleh pelanggan. Singkatnya, fill rate berfokus pada akurasi dan ketersediaan stok, sementara lead time menilai kecepatan proses pengiriman atau produksi.

    Tidak selalu. Angka yang mencapai 100% memang ideal secara teori karena menunjukkan tidak adanya kekurangan stok, tetapi kondisi ini bisa menandakan adanya kelebihan persediaan yang mengikat modal dan biaya penyimpanan. Rentang yang lebih realistis sekitar 95% hingga 98% sering masuk dalam kategori sehat dan seimbang antara ketersediaan produk dan efisiensi biaya.

    Picture of Ghea Putri
    Ghea Putri
    Ghea Putri aktif menulis konten yang membahas strategi pengadaan, efisiensi biaya, dan pengelolaan vendor. Setiap artikel ditujukan untuk membantu bisnis meningkatkan kontrol atas proses procurement. Mengutamakan penyajian Dalam artikel dengan informasi yang jelas, relevan, dan sesuai dengan tantangan industri saat ini.

    Artikel Terkait

    Cari Software ERP Ideal untuk Bisnis Anda? Temukan di Sini

    Cari Software ERP Ideal untuk Bisnis Anda? Temukan di Sini Lihat Skema Harga

    Artikel Terkait

    Akselerasi Bisnis Anda Ke Level Berikutnya!

    Telah Dipercaya Oleh

    Sebentar! Tertarik Coba Demo Gratisnya? Daftar di Sini!

    Icon EQUIP

    Novita
    Balasan dalam 1 menit

    Novita
    Ingin Demo Gratis?

    Hubungi kami via WhatsApp, dan sampaikan kebutuhan perusahaan Anda dengan tim ahli kami.
    6281222849188
    ×

    Novita

    Active Now

    Novita

    Active Now