Pengelolaan stok gudang seringkali menjadi tantangan karena tidak hanya soal menyimpan barang, tetapi memastikan alur pergerakan produk tetap rapi dan efisien. Ketidakakuratan sedikit saja dapat mengganggu seluruh rantai pasok.
Masalahnya, akurasi inventaris manual umumnya rendah sering hanya berada di kisaran 60–70%. Selisih stok yang besar seperti ini berisiko menyebabkan keterlambatan distribusi, ketidaksesuaian permintaan, hingga pemborosan operasional.
Untuk mengatasi tantangan tersebut, penggunaan Warehouse Management System (WMS) menjadi solusi paling efektif. Pembahasan berikut akan membantu Anda memahami cara kerja WMS dan bagaimana sistem ini meningkatkan efisiensi pengelolaan gudang secara menyeluruh.
Key Takeaways WMS adalah sistem digital yang membantu perusahaan mengelola stok dan aktivitas gudang secara efisien melalui pemantauan real-time dan integrasi rantai pasok. Terdapat dua jenis utama WMS, yaitu sistem terpusat dan tidak terpusat, yang disesuaikan dengan skala dan kebutuhan operasional setiap perusahaan. Penerapan WMS seperti Total ERP membantu perusahaan meningkatkan akurasi stok hingga 99% dan menghemat biaya operasional.
Apa Itu Warehouse Management System (WMS)

Warehouse Management System (WMS) adalah aplikasi stok gudang real-time yang membantu perusahaan mengelola inventaris dan aktivitas pergudangan secara efisien. Dengan pemantauan langsung, sistem ini mengurangi kesalahan dan mempercepat proses operasional.
WMS banyak digunakan oleh distributor, produsen, dan e-commerce untuk mengatur penyimpanan, pergerakan, hingga pengiriman barang. Sistem ini juga memudahkan pemantauan stok masuk–keluar dan integrasi rantai pasok sehingga operasional gudang lebih terkontrol.
Manfaat Menggunakan Warehouse Management System
Warehouse Management System (WMS) atau aplikasi stok gudang membantu perusahaan mengelola persediaan secara efektif melalui pemantauan real-time dan sistem yang terstruktur. Dengan WMS, penggunaan ruang lebih optimal, pengiriman lebih akurat, dan proses pengambilan keputusan menjadi lebih cepat dan efisien.
Beberapa manfaat utama dari penerapan sistem WMS antara lain:
- Meningkatkan pelayanan pelanggan: Dengan pengelolaan gudang yang terstruktur memungkinkan perusahaan memenuhi permintaan pelanggan dengan lebih cepat dan akurat. Pelacakan real-time juga memberikan estimasi waktu pengiriman yang lebih tepat.
- Meminimalisir kelebihan stok: Warehouse management system membantu memprediksi permintaan dan mengatur inventaris berdasarkan data historis, sehingga perusahaan dapat menghindari penumpukan stok yang tidak diperlukan.
- Mengefisiensikan penggunaan ruang: Warehouse management system dapat memantau penggunaan ruang gudang secara real-time dan membantu mengidentifikasi area yang tidak digunakan secara optimal.
- Meningkatkan kinerja karyawan: Dengan warehouse management system proses kerja menjadi lebih cepat berkat kemudahan akses data dan sistem kerja yang lebih terstruktur.
Menghadapi tantangan overstock dan pemborosan ruang? Ketahui seberapa besar investasi yang dibutuhkan untuk mendapatkan solusi WMS yang benar-benar efektif
Baca Juga: 10 Rekomendasi Software WMS Terbaik untuk Mencegah Selisih Stok
Fitur-Fitur Pada Warehouse Management System
Kehadiran sistem WMS memainkan peran penting dalam menjalankan operasional gudang secara efisien. Dengan adanya warehouse system, berbagai fitur otomatisasi membantu Anda mengelola stok secara real-time dan akurat.
Berikut adalah fitur-fitur yang wajib dimiliki oleh warehouse system modern agar perusahaan mampu bersaing secara operasional di pasar yang dinamis.
1. Manajemen strategis dan alokasi stok
Sistem WMS mendukung strategi pengeluaran barang seperti FIFO, LIFO, dan FEFO, sekaligus mempermudah pemindahan produk dalam jumlah besar secara efisien. Selain itu, stok juga dapat dioptimalkan berdasarkan lokasi gudang dan tingkat permintaan, berkat kemampuan analisis data historis dan tren pasar.
2. Pelacakan real-time dan otomatisasi proses
Melalui integrasi RFID untuk akurasi stok, WMS membantu mencatat pergerakan stok masuk dan keluar secara otomatis, akurat, dan minim kesalahan. Pengguna juga dapat memantau kapasitas gudang yang terpakai maupun tersisa secara real-time untuk memaksimalkan ruang penyimpanan.
3. Visualisasi dan pengelolaan multi-lokasi
Dengan visualisasi 3D tata letak gudang, pengguna dapat melihat posisi barang dengan jelas dan mengatur penempatan secara strategis. Sistem ini juga mendukung manajemen beberapa gudang sekaligus, memungkinkan kontrol terpusat meski lokasi terpisah.
4. Proses operasional terintegrasi
WMS menggabungkan aktivitas picking, packing, dan pengiriman dalam satu alur otomatis yang terencana. Proses ini didukung oleh push notification, sehingga tim gudang dapat bekerja secara responsif dan sinkron dalam menangani setiap pesanan.
5. Akses mobile dan pengecekan kualitas
Aplikasi mobile mempermudah staf untuk melakukan pemeriksaan stok di lapangan tanpa harus kembali ke sistem utama. Ditambah dengan fitur quality control checking, setiap produk yang masuk dan keluar dapat dijamin kualitasnya sebelum sampai ke pelanggan..
6. Laporan dan monitoring berbasis dashboard
Data operasional gudang ditampilkan secara real-time melalui dashboard yang intuitif dan dikirim secara otomatis via email. Laporan ini bisa diintegrasikan dengan sistem lain seperti aplikasi SCM, sehingga mendukung pengambilan keputusan yang lebih cepat dan tepat.
Dengan fitur-fitur canggih dalam warehouse management system, perusahaan bisa mempermudah operasional harian mereka di gudang dan menjaga rantai pasok.
Baca Juga : Optimasi Manajemen Gudang dengan Sistem WMS
Proses-Proses Warehouse Management System
Proses ini melibatkan berbagai tahapan seperti penerimaan barang, penyimpanan, pengambilan barang, pengemasan, pengiriman, dan monitoring stok barang. Selain itu, dalam artikel ini kita akan menjelaskan lebih detail mengenai proses-proses yang terlibat dalam sistem manajemen perusahaan di gudang stok.
1. Penerimaan inbound
Proses inbound mencakup penerimaan barang serta penempatannya ke rak penyimpanan. Tantangan yang sering muncul meliputi ketidaksesuaian data dengan barang fisik dan kesalahan penempatan, yang dapat menimbulkan selisih stok atau tata letak gudang yang tidak optimal.
2. Proses dalam gudang
Pada tahap ini, barang dapat dipindahkan antar rak dan dilakukan Stock Opname untuk mencocokkan data dengan kondisi fisik. Kendala umum mencakup perpindahan barang yang tidak tercatat dan proses SO yang memakan waktu, sehingga berpotensi menimbulkan kehilangan stok.
3. Pengaturan outbound
Proses outbound meliputi picking, packing, dan pengeluaran barang dari gudang. Masalah yang sering terjadi adalah kesalahan pengambilan serta pencatatan barang keluar, yang dapat mengganggu akurasi inventaris dan kelancaran distribusi.
Perbedaan SCM dan WMS
Meskipun Supply Chain Management (SCM) dan Warehouse Management System (WMS) sama-sama berperan dalam pengelolaan logistik, keduanya memiliki fokus dan fungsi yang berbeda. Berikut adalah perbedaan utama antara SCM dan WMS:
| Perbedaan | Warehouse Management System (WMS) | Supply Chain Management (SCM) |
| Cakupan Operasional | Terfokus pada aktivitas di dalam gudang, seperti penerimaan, penyimpanan, dan pengiriman barang. | Mencakup seluruh rantai pasok, mulai dari pengadaan bahan baku hingga distribusi produk akhir ke konsumen. |
| Tujuan Utama | Meningkatkan efisiensi operasional gudang dan akurasi pengelolaan stok. | Mengoptimalkan aliran barang, informasi, dan dana untuk meningkatkan efisiensi dan kepuasan pelanggan. |
| Fungsi dan Proses | Meliputi manajemen stok, penempatan barang, picking, packing, dan pengiriman dari gudang. | Melibatkan perencanaan permintaan, produksi, pengadaan, transportasi, dan distribusi. |
| Skala dan Integrasi | Beroperasi pada skala mikro, fokus pada operasional internal gudang dan sering terintegrasi dengan sistem ERP atau TMS. | Beroperasi pada skala makro, mengintegrasikan berbagai entitas seperti pemasok, produsen, dan distributor. |
| Peran dalam Rantai Pasok | Berperan sebagai bagian dari SCM, khususnya dalam pengelolaan logistik gudang. | Bertanggung jawab atas keseluruhan koordinasi dan efisiensi rantai pasok. |
Memahami perbedaan antara SCM dan WMS penting bagi perusahaan untuk menentukan strategi dan sistem yang tepat dalam mengelola rantai pasok dan operasional gudang secara efisien.
Tips Meningkatkan Efisiensi Warehouse Management System

Meningkatkan efisiensi sistem WMS merupakan suatu upaya yang penting untuk meningkatkan produktivitas dan efektivitas dalam pengelolaan stok dan persediaan barang. Berikut tips untuk meningkatkan efisiensinya:
1. Penyusunan data yang akurat
Data yang akurat dapat membantu perusahaan untuk membuat keputusan yang tepat dalam hal manajemen stok dan persediaan barang, serta mengurangi risiko kerusakan atau kehilangan barang.
2. Membuat jadwal ketersediaan barang
Dengan membuat jadwal ketersediaan barang, perusahaan dapat memastikan bahwa stok barang selalu tersedia dan dapat memenuhi permintaan pelanggan atau kebutuhan operasional perusahaan.
3. Membuat forecast untuk estimasi persediaan
Dengan warehouse system, perusahaan dapat memprediksi berapa mereka memerlukan jumlah barang yang pada periode tertentu dan mengurangi risiko stok barang kosong atau kelebihan stok yang tidak diperlukan jika membuat forecast penjualan untuk estimasi persediaan.
4. Pisahkan stok barang baru dengan barang lama
Proses pemisahan stok barang baru dengan barang lama merupakan langkah penting dalam sistem manajemen pergudangan untuk menghindari kesalahan dan meningkatkan efisiensi dalam pengelolaan stok. Gunakan sistem aplikasi stok barang untuk mempermudah proses pengelolaan dalam satu sistem terintegrasi.
5. Gunakan software atau aplikasi sistem manajemen gudang
Tips terakhir, menggunakan aplikasi stok opname atau aplikasi manajemen gudang adalah langkah penting dalam sistem manajemen pergudangan modern. Selain itu, aplikasi ini dapat membantu mempercepat proses pengelolaan stok dan memastikan bahwa persediaan barang terkelola dengan baik.
Kesimpulan
Warehouse Management System (WMS) adalah solusi penting untuk memastikan operasional gudang berjalan efisien dan akurat. Dengan sistem ini, perusahaan dapat meminimalkan kesalahan pencatatan stok, mempercepat distribusi, serta meningkatkan kepuasan pelanggan melalui pengelolaan inventaris real-time.
Salah satu solusi terbaik adalah Total Warehouse Management System yang menawarkan kontrol kapasitas gudang, efisiensi ruang, dan penghematan biaya operasional. Dengan sistem terintegrasi ini, bisnis Anda dapat mengoptimalkan seluruh proses logistik dengan lebih mudah dan terukur.
Ingin melihat bagaimana sistem ini bekerja langsung di bisnis Anda? Coba demo gratis Total sekarang dan rasakan kemudahan dalam mengelola seluruh aktivitas pergudangan secara otomatis, akurat, dan efisien.
FAQ Warehouse Management System
Warehouse Management System (WMS) adalah perangkat lunak atau sistem digital yang digunakan untuk mengelola dan mengoptimalkan operasional gudang. WMS membantu dalam pelacakan inventaris, pengelolaan stok masuk dan keluar, pemanfaatan ruang gudang, serta mempercepat proses pengambilan dan pengiriman barang.
WMS (Warehouse Management System) fokus pada pengelolaan aktivitas di dalam gudang, seperti penyimpanan, pelacakan, dan pengiriman barang. Sementara itu, SCM (Supply Chain Management) mencakup proses yang lebih luas, mulai dari pengadaan bahan baku, produksi, distribusi, hingga pengiriman akhir ke pelanggan. Singkatnya, WMS adalah bagian dari SCM yang khusus mengelola aktivitas pergudangan.
Sistem manajemen gudang bekerja dengan mengotomatiskan proses gudang menggunakan teknologi seperti barcode, RFID, dan sistem pelacakan real-time. Sistem ini memungkinkan perusahaan untuk mencatat masuk dan keluarnya barang, mengatur penempatan stok, mengelola pesanan, serta memantau ketersediaan barang secara akurat dan efisien.















