Kompleksnya proses operasional pada manufaktur membuat pembisnis dijumpai berbagai tantangan. Salah satu tantangan yang sering dihadapi adalah pada bagian manufacturing inventory. Proses pengolahan inventaris mensita banyak sumber daya, waktu, dan biaya. Karena bagian ini merupakan elemen paling esensial dan rumit dari industri manufaktur.
Oleh karena itu, penting untuk industri manufaktur memiliki sistem manufacturing inventory management yang efektif. Dalam artikel ini, Anda akan menjelajahi lebih dalam tentang pentingnya strategi manufacturing inventory management terbaik yang dapat perusahaan manufaktur lakukan untuk mengoptimalkan gudang mereka.

Apa itu Manufacturing Inventory Management?
Manufacturing inventory management adalah proses melacak dan mengatur berbagai tahap produksi barang atau produk. Efektivitas manufacturing inventory management digunakan untuk efisiensi biaya dan meminimalisir proses operasional. Proses produksi tersebut dapat meliputi pemesanan, pengolahan, penyimpanan, dan penjualan berbagai bahan manufaktur.
Pentingnya Inventory Management di Industri Manufaktur
Tujuan utama dari manufacturing inventory management adalah memastikan stok barang tersedia dan efisiensi operasional. Hal ini penting untuk menyeimbangkan permintaan dengan pasokan agar terhindar dari kehabisan stok atau stok barang berlebih.
Stok barang yang terlalu sedikit dapat menyebabkan kerugian penjualan. Sementara itu, stok barang yang terlalu banyak dapat memakan ruang, anggaran perusahaan, serta menyebabkan pemborosan, terutama bagi produsen barang yang mudah rusak seperti makanan, minuman, suplemen kesehatan, dan kosmetik.
Perusahaan memerlukan sistem aplikasi stok barang yang terintegrasi dengan setiap departemen di perusahaan sehingga pemantauan dapat dilakukan secara real-time.
Tiga Jenis Manufacturing Inventory
Sebelum mengenal lebih lanjut akan manufacturing inventory management, Anda perlu mengetahui jenis-jenis gudang manufaktur. Jenis gudang manufaktur dapat Anda bedakan sesuai dengan bahan-bahan yang tersimpan di dalam gudang tersebut. Berikut penjelasan akan tiga jenis manufacturing inventory:
1. Raw Materials Inventory
Raw Materials Inventory merujuk pada persediaan atau stok bahan mentah yang belum mengalami tahap pengolahan apa pun untuk menghasilkan produk jadi. Bahan mentah ini dapat berupa logam, bahan kimia, kain, plastik, dan berbagai komponen lainnya yang menjadi bahan dasar dalam pembuatan produk.
2. WIP Inventory
Inventory dalam proses (WIP Inventory), juga dikenal sebagai barang dalam proses, merujuk pada inventaris produk yang berada dalam tahap-tahap intermediate atau perantara dalam proses produksi. Hal ini mencakup barang-barang yang belum selesai sepenuhnya, komponen, dan perakitan yang sedang menjalani berbagai operasi manufaktur tetapi belum mencapai tahap akhir menjadi produk jadi.
3. Finished Good Inventory
Finished Goods Inventory, atau persediaan barang jadi, merujuk pada stok produk yang telah selesai diproduksi dan siap untuk dijual kepada pelanggan. Ini mencakup barang-barang yang telah melalui semua tahap produksi, pengujian, dan pemeriksaan kualitas, dan siap untuk dikirim ke pasar.
Tiga Teknik Utama dalam Manufacturing Inventory Management
Dalam manufacturing inventory management strategies terdapat tiga jenis teknik yang umum perusahaan manufaktur gunakan. Berikut penjelasan akan ketiga strategi tersebut:
1. Pull strategy
Pull strategy dalam gudang manufaktur mengacu pada proses produksi dan penyediaan barang sesuai dengan permintaan pelanggan atau pesanan yang diterima. Dalam strategi ini, produksi dan pengiriman bahan baku dilakukan berdasarkan pesanan yang masuk, bukan berdasarkan perkiraan atau estimasi permintaan.
Ketika ada pesanan dari pelanggan, bahan dan komponen yang diperlukan untuk memenuhi pesanan tersebut akan dikeluarkan dari gudang dan digunakan dalam proses produksi. Menghindari over produksi dan menjaga persediaan minimal.
Keuntungan utama dari pull strategy dalam gudang manufaktur adalah pengurangan biaya persediaan dan waktu siklus produksi dengan mengoptimalkan penggunaan sumber daya.
2. Push strategy
Dengan push strategy, produksi dan penyediaan barang gudang lakukan berdasarkan perkiraan permintaan barang yang akan datang dan bukan berdasarkan pesanan yang masuk dari pelanggan. Dalam push strategy, persediaan barang perusahaan produksi dan disimpan di gudang sebelum ada pesanan yang diterima.
Keuntungan dari push strategy dalam gudang manufaktur adalah memenuhi permintaan pelanggan dengan cepat karena persediaan sudah tersedia di gudang. Ini juga memungkinkan perusahaan untuk mengoptimalkan penggunaan fasilitas produksi dan mengurangi waktu siklus produksi, karena mereka dapat memulai produksi sebelum pesanan masuk.
3. Just in Time (JIT)
Strategi yang bertujuan untuk menghilangkan atau meminimalkan persediaan dan waktu siklus produksi dengan menyediakan barang dan material tepat waktu. Dalam JIT, bahan baku dan komponen hanya akan dipasok sesuai kebutuhan produksi untuk menghindari penyimpanan persediaan yang berlebihan.
Konsep JIT dalam gudang manufaktur melibatkan sinkronisasi aliran bahan dan komponen dari pemasok hingga ke proses produksi. Barang dan material dikirim tepat waktu sesuai dengan jadwal produksi, sehingga tidak ada persediaan yang harus disimpan dalam jangka waktu yang lama.
Baca Juga: 15 Rekomendasi Aplikasi Inventaris untuk Efisiensi Inventory Perusahaan
Cara Agar Manufacturing Inventory Tertata dengan Baik
Setelah menyesuaikan jenis barang yang tersimpan di dalam gudang manufaktur dengan teknik strategi gudang terbaik, perusahaan juga perlu mengetahui cara menyusun inventaris dengan baik.
Berikut merupakan beberapa cara yang dapat dilakukan agar implementasi manufacturing inventory management berfungsi secara baik:
1. Penyusunan layout warehouse
Menyusun rangkaian rencana untuk pentataan aliran bahan yang optimal dengan mempertimbangkan efisiensi biaya dan tenaga kerja dari berbagai divisi yang bersangkutan. Selain itu, perhatikan bahan atau material yang memerlukan pengawasan lebih optimal. Klasifikasikan menjadi beberapa bagian yang dibutuhkan.
Sebuah gudang umumnya memiliki lima area yang berfungsi untuk untuk penanganan barang:
- Tempat bongkar muat: Tempat stok masuk dan keluar dari fasilitas gudang.
- Bagian penerimaan: Area barang yang masuk akan dicatat, dibuka, diberi label, dan disiapkan untuk disimpan.
- Area penyimpanan: Tempat penyimpanan bahan baku, perakitan, atau barang jadi saat menunggu langkah selanjutnya seperti proses produksi.
- Area pengambilan barang: Area penghubung untuk barang yang siap dikirim dari penyimpanan ke tempat proses produksi atau pengiriman. Area pengambilan barang juga sebaiknya dipisahkan untuk pengiriman dan produksi.
- Pengemasan dan pengiriman: Tempat perusahaan mendata barang sebelum proses pengiriman.
2. Mengatur warehouse
Mengatur warehouse dalam gudang manufaktur melibatkan serangkaian kegiatan untuk mengelola dan mengoptimalkan operasi gudang dengan efisien. Teknologi software PPIC dapat membantu menyinkronkan aktivitas gudang dengan perencanaan produksi.
Berikut adalah beberapa langkah penting dalam mengatur warehouse dalam gudang manufaktur:
1. Tandai area
Buat indikator visual yang intuitif dengan menggunakan tanda, cat, dan pita penanda di gudang atau ruang stok.
2. Buat sistem kode SKU (Stock Keeping Unit)
Mengorganisir dan menyimpan barang atau produk di ruang penyimpanan fisik untuk semua item berdasarkan SKU (Stock Keeping Unit). Hal ini berguna untuk memudahkan proses pencarian barang di gudang hingga proses pemesanan.
3. Label barang
Mulai dari bahan baku dan barang jadi hingga lorong, rak, rak, kotak, stasiun kerja, dan peralatan untuk memastikan bahwa semua hal di gudang memiliki tempat yang tepat.
4. Catat setiap pergerakan
Lacak barang masuk, keluar, atau menuju produksi atau pengiriman untuk melacak persediaan fisik dan proses, serta mendeteksi inkonsistensi dalam kualitas atau penanganan.
5. Gunakan sistem barcode
Untuk mencatat dan melacak setiap pergerakan persediaan secara real-time. Dengan banyaknya produk di gudang, akan sulit jika pekerja perlu mencari barang satu-per-satu, terlebih lagi jika barang memiliki banyak variasi.
6. Lacak tanggal kadaluwarsa
Menandai tanggal kadaluarsa dengan menggunakan metode harga persediaan FEFO (First Expired First Out).
7. Bersihkan dan jaga penyimpanan fisik
Secara rutin, pastikan persediaan barang diklasifikasikan dan dirawat sesuai dengan SOP perusahaan dan standar eksternal yang diikuti perusahaan secara bersetifikat.
8. Analisis ABC (aturan 80/20)
Analisis ABC menyajikan teori Item kelas A mencakup 80% dari total pergerakan di simpan yang paling dekat dengan produksi (bahan baku) atau pengiriman. Item kelas B mencakup 15% dari total pergerakan di simpan di sebelah kelas A.
Item kelas C mencakup 5% dari total pergerakan di simpan di tempat yang paling jauh. Untuk membedakan barang dengan siklus keluar masuk paling sedikit dan paling banyak ketika proses pengembalian barang.
3. Inventory tracking
Dalam sistem manufacturing inventory management, pelacakan inventaris menjadi elemen kunci dalam memastikan ketersediaan yang akurat. Melalui pemantauan dan pencatatan real-time, perusahaan dapat mengoptimalkan pengelolaan persediaan, mengurangi risiko kekurangan atau kelebihan persediaan, serta meningkatkan responsivitas terhadap permintaan pelanggan.
Terlebih, dengan menggunakan inventory management software yang tepat, perusahaan dapat mengakses informasi inventaris secara real-time, memperbarui data secara akurat, dan melakukan analisis yang mendalam untuk mengambil keputusan yang lebih baik terkait persediaan.
Efisiensikan Manufacturing Inventory Management dengan Total ERP
Pemantauan proses produksi membutuhkan banyak perencanaan yang melibatkan berbagai tim departemen, baik akuntansi keuangan, inventaris, manufaktur, hingga distribusi. Kelangsungan manajemen inventory tersebut perlu dikelola dengan ekstensi teknologi memadai untuk menghasilkan kualitas penataan inventaris yang optimal.
Oleh karena itu, software inventory Total hadir sebagai solusi. Total ERP merupakan sistem aplikasi berbasis cloud yang sudah membantu 800+ perusahaan. Aplikasi ini memberikan improvisasi dengan visibilitas, efisiensi, dan produktivitas manufacturing inventory management. Perusahaan dapat dengan mudah mengatur ribuan produk berdasarkan SKU.
Beberapa fitur-fitur fungsional utama yang tersedia, seperti:
- RFID Warehouse Rack Stock In-Out Automation: Otomatisasi pelacakan barang di rak gudang untuk efisiensi dan akurasi manajemen inventaris.
- 3D Warehouse: Rencanakan penempatan barang, optimalkan ruang, dan deteksi masalah logistik.
- OCR for Receiving: Mempercepat penerimaan barang dan pastikan data inventaris selalu akurat.
- Stock Forecasting: Atur stok secara proaktif untuk hindari kekurangan atau kelebihan.
- Run Rate Reordering Rules: Prediksi kebutuhan stok berdasarkan tren pasar agar stok selalu cukup.
- Fast Moving & Slow Moving Stocks Analysis: Identifikasi pergerakan stok cepat atau lambat untuk pengambilan keputusan yang lebih tepat.
- Automatic Stock Tracking with Barcode & Lot System: Permudah pendataan setiap barang & kelola stok di berbagai lokasi gudang.
- QC FIFO/FEFO System: Jaga kualitas & perputaran barang agar stok tetap optimal dan terhindar dari kerusakan atau kadaluwarsa.
Kesimpulan
Dalam mengelola gudang manufaktur, ada beberapa aspek yang perlu Anda perhatikan untuk mencapai efisiensi dan kelancaran operasional. Terlebih, pengelolaan juga perlu Anda akukan dengan menyesuaikan jenis gudang manufaktur dan teknik manajemen gudang agar dapat mengoptimalkan gudang.
Selain dari menentukan jenis gudang dan teknik manajemen gudang, industri manufaktur juga memerlukan inventory tracking system. Software ini mampu untuk mengkalkulasi kapasitas gudang dan melacak lokasi barang secara otomatis. Apabila Anda tertarik, Anda dapat mencoba demo gratisnya di sini.

FAQ Manufacturing Inventory Management
Inventory management di manufaktur merujuk pada proses pemesanan, pembelian, pengolahan, dan penjualan produk perusahaan. Hal ini termasuk bahan atau material, komponen produksi, serta proses produksi hingga barang jadi.
Tipe-tipe inventory dapat dikategorikan menjadi raw materials, WIP (Work in Progress) inventory, finished good inventory, dan Maintenance, Repair, and Overhaul (MRO) inventory.
Manufacturing inventory adalah kegiatan memantau bahan, material, dan barang yang diproduksi, digunakan, dan di jual oleh pelaku manufaktur.