Optimalkan Produksi Bisnis Manufaktur dengan Metode OEE

Apakah Anda pernah merasa bahwa proses produksi berjalan lambat, tetapi sulit menemukan penyebab pastinya? Hal ini bisa disebabkan oleh waktu henti mesin, penurunan kecepatan, dan cacat produksi yang berdampak besar terhadap efisiensi dan profitabilitas.

Maka dari itu muncul OEE atau Overall Equipment Effectiveness untuk membantu perusahaan mengetahui dan mengukur efektivitas mesin produksi yang mereka punya, sehingga perusahaan bisa mengidentifikasi penyebab utama kerugian produksi.

Kini, analisis dan penerapan OEE akan semakin mudah dengan bantuan software manufaktur. Sistem ini memungkinkan perusahaan untuk memantau OEE secara otomatis dan real-time, mendukung pengambilan keputusan yang lebih strategis dan berbasis data.

Ingin tahu bagaimana OEE meningkatkan mesin produksi? Temukan jawabannya di artikel ini.

Apa itu OEE (Overall Equipment Effectiveness)?

OEE adalah suatu metode pengukuran performa mesin produksi untuk mengetahui seberapa efektif mesin bekerja dibandingkan dengan kapasitas idealnya. OEE singkatan dari Overall Equipment Effectiveness digunakan sebagai standar global industri manufaktur dalam menerapkan Total Productive Maintenance (TPM).

Terdapat pendapat dari para ahli tentang hal ini, Davis mengungkapkan bahwa OEE merupakan ukuran efisiensi total dari suatu sistem produksi yang diperoleh melalui perhitungan ketersediaan, efisiensi kinerja, dan tingkat kualitas produk.

Sedangkan, Nakajima mendefinisikan bahwa OEE adalah metode untuk menilai efektivitas penggunaan sistem dan mesin dengan menggunakan berbagai sudut pandang di dalam proses perhitungannya.

OEE produksi akan membandingkan jumlah produk berkualitas yang dihasilkan mesin dalam periode tertentu dengan jumlah produk yang seharusnya diproduksi pada waktu yang sama. OEE sendiri merupakan gabungan dari 3 faktor, yaitu ketersediaan, kinerja, dan kualitas.

Manfaat OEE (Overall Equipment Effectiveness)

Perusahaan yang menerapkan metode ini secara optimal, maka bisa meningkatkan efisiensi, mengurangi pemborosan, dan mendorong produktivitas. Berikut beberapa manfaat utama dari penerapan OEE:

1. Memberikan gambaran menyeluruh terhadap berbagai sumber kerugian produktivitas

Perusahaan bisa melihat secara detail penyebab turunnya efisiensi produksi, seperti downtime mesin, kecepatan kerja yang tidak optimal, hingga produk cacat. Oleh karena itu, perusahaan akan mengetahui letak permasalahannya dan memprioritaskan perbaikannya.

2. Dapat membantu perusahaan mengetahui posisi awal performa mesin atau peralatan yang digunakan

Sebelum melakukan strategi peningkatan, perusahaan harus mengetahui titik awal performa mesin. OEE memberikan nilai kuantitatif yang menggambarkan strategi perbaikan yang lebih realistis dan terukur.

3. Memungkinkan perusahaan mendeteksi hambatan atau gangguan yang terjadi pada mesin atau perangkat produksi

Gangguan seperti downtime mendadak, waktu setup yang lama, dan penurunan kecepatan mesin dapat teridentifikasi lebih cepat, sehingga tim operasional bisa segera melakukan tindakan korektif untuk mengatasi gangguan tersebut.

4. Mempercepat penanganan cacat produksi dan meningkatkan kualitas produk

Perusahaan dapat dengan cepat mengetahui kecacatan dalam produksi, sehingga perusahaan bisa mengevaluasi proses, bahan baku, atau pengaturan mesin yang menyebabkan cacat. Hal ini dapat meningkatkan kualitas produksi karena ada proses penanganan yang cepat dan tepat.

Penerapan OEE ini menjadi fondasi strategi perbaikan yang berkelanjutan dalam proses produksi. Perusahaan dapat memanfaatkan software manufaktur untuk memantau pelaksanaan proses produksi, sehingga analisis data menjadi lebih akurat dan pengambilan keputusan lebih cepat.

Unduh skema harga dan temukan paket yang sesuai dengan kebutuhan bisnis Anda.

Tujuan OEE (Overall Equipment Effectiveness)

Dalam industri manufaktur, terutama pada sistem produksi massal, efektivitas mesin dan peralatan menjadi kunci utama untuk menjaga konsistensi output dan kualitas produk. OEE menjadi alat strategis untuk mencapai tujuan jangka panjang. Berikut beberapa tujuan utama OEE:

• Mengukur dan meningkatkan efektivitas peralatan produksi secara menyeluruh.
• Memeriksa ketersediaan,efisiensi, dan kualitas produksi pada mesin atau sistem perusahaan.
• Mengurangi biaya produksi perusahaan
• Menjadi indikator kinerja produksi yang terukur dan mudah dipantau secara real-time.

Dengan mengintegrasikan OEE ke dalam sistem kerja produksi, perusahaan bisa mengetahui apa yang harus diperbaiki dan menetapkan arah yang jelas untuk mencapai efisiensi operasional di setiap tahapan produksinya.

Rumus Pengukuran OEE (Overall Equipment Effectiveness)

Sebagaimana telah diketahui, OEE digunakan untuk menentukan seberapa tinggi tingkat produktivitas dan efektivitas dari mesin produksi. Untuk mengetahui secara akurat, perusahaan harus menghitungkan dengan menggunakan rumus yang tepat.

Rumus OEE adalah sebagai berikut:

OEE (%) = Availability (%) × Performance Efficiency (%) × Quality Rate (%)

Mengacu pada standar yang ditetapkan oleh Japan Institute of Plant Maintenance, nilai ideal OEE terdiri dari:

• Ketersediaan > 90%
• Efisiensi daya > 95%
• Kualitas produk > 99%

Jika dikalikan, nilai ideal OEE akan mencapai 0,90 x 0,95 x 0,99 = 85%, yang dianggap sebagai standar kelas dunia dalam performa produksi.

Elemen-Elemen OEE (Overall Equipment Effectiveness)

Perusahaan harus memahami tiga elemen utama dalam OEE yang mempengaruhi performa operasional mesin. Berikut adalah tiga elemen utama dalam OEE:

1. Availability

Availability adalah rasio antara waktu operasional aktual suatu mesin dibandingkan dengan waktu operasional yang direncanakan dalam periode tertentu. Elemen ini berguna untuk mengukur sejauh mana mesin produksi mampu tetap beroperasi secara konsisten sesuai jadwal.

Parameter availability memberikan gambaran tentang seberapa siap dan andalnya peralatan untuk digunakan secara optimal. Availability atau ketersediaan yang rendah biasanya disebabkan oleh kurangnya pemeliharaan atau perawatan mesin.

Oleh sebab itu, perusahaan harus mempertimbangkan waktu pengoperasian, waktu pengisian, dan waktu henti mesin untuk menghitung availability secara akurat dan tepat.

Terdapat dua rumus yang umumnya digunakan untuk menghitung availability:

• Availability = (Loading Time – Downtime) : Loading Time x 100%
• Availability = Operation Time : Loading Time x 100%

Keterangan:

• Operation time adalah waktu aktual mesin beroperasi setelah dikurangi waktu saat mesin tidak berjalan.
• Downtime adalah durasi berhentinya mesin akibat gangguan teknis atau prosedur tertentu
• Loading time adalah total waktu yang tersedia dalam satu hari atau bulan, setelah dikurangi downtime yang telah dijadwalkan sebelumnya.

2. Performance efficiency

Performance efficiency atau efisiensi kinerja adalah indikator yang menunjukkan seberapa besar perbandingan antara output produksi aktual dengan output yang seharusnya dicapai dalam waktu tertentu.

Singkatnya, rasio antara tingkat produksi nyata dan target produksi dalam kondisi ideal. Menurut Nakajima, efisiensi kinerja diperoleh dengan mengalikan kecepatan ideal mesin dan waktu operasi bersih.

Berikut adalah rumus untuk menghitung efisiensi kinerja:

• Operation speed rate = Ideal cycle time : Actual cycle time
• Net operation rate = Processed amount x Actual cycle time : Operation time
• Performance efficiency = Processed amount x Actual cycle time : Operation time x Ideal cycle time : Actual cycle time
• Performance efficiency = Processed amount x Ideal cycle time : Operation time x 100%

Kecepatan produksi diukur sebagai perbandingan antara kecepatan ideal mesin dengan performa aktual selama produksi berlangsung. Hal ini penting untuk membantu perusahaan mengidentifikasi kerugian akibat penurunan kecepatan selama proses berjalan.

3. Rate of quality product

Elemen ini merupakan suatu rasio atau perbandingan antara jumlah produk yang memenuhi standar kualitas dengan total seluruh produk yang telah diproses. Tingkat kualitas ini menggambarkan seberapa besar proporsi produk yang layak dari keseluruhan hasil produksi yang dihasilkan oleh mesin.

Ketiga elemen ini saling terhubung dan menjadi indikator penting untuk mengidentifikasi area perbaikan di lini produksi. Untuk mendukung efektivitas elemen ini, sistem manufaktur yang terintegrasi bisa memantau elemen tersebut secara otomatis.

Contoh Soal OEE (Overall Equipment Effectiveness)

Tim operasional perusahaan perlu memahami bagaimana mengaplikasikannya dalam bentuk perhitungan nyata. Berikut adalah contoh soal OEE yang membantu Anda memahami penerapan OEE secara lebih konkret:

Anggaplah Anda memiliki sebuah mesin produksi yang ingin dihitung nilai OEE dari mesin itu. Informasi yang diperoleh dari hasil pengamatan dan pencatatan sebagai berikut:

• Mesin beroperasi selama 9 jam dari total 9 jam 45 menit waktu kerja, artinya skor availability-nya adalah sekitar 92,3%.
• Dalam kondisi ideal, mesin dapat memproduksi 800 unit per jam. Jadi dalam 9 jam operasional, seharusnya bisa menghasilkan 7.200 produk. Namun, kenyataannya hanya tercapai 6.920 produk, sehingga skor performance-nya adalah 96,1%.
• Dari total 6.920 produk yang dihasilkan, terdapat 6.860 produk berkualitas baik, maka skor quality-nya adalah 99,1%.

Selanjutnya, nilai OEE dihitung dengan mengalikan ketiga elemen utama:
OEE = 92,3% x 96,1% x 99,1% = 87,8%

Dari hasil perhitungan diketahui bahwa skor mesin Anda berada di angka 87,8%.

Tingkatkan Produktivitas dan OEE dengan Software Manufaktur Total

Banyak perusahaan manufaktur menghadapi tantangan seperti kurangnya visibilitas terhadap performa mesin, hingga sulitnya memantau kualitas produk secara real-time. Akibatnya, nilai OEE sering kali tidak mencapai standar ideal dan berdampak langsung pada produktivitas serta profitabilitas perusahaan.

Software Manufaktur Total hadir sebagai solusi terintegrasi yang membantu perusahaan memantau, menganalisis, dan meningkatkan nilai OEE serta proses produksi secara menyeluruh. Dilengkapi fitur-fitur canggih memungkinkan tim produksi mencapai target dengan lebih konsisten.

Berikut adalah fitur-fitur utama Software Manufaktur Total:

• OEE tracking: Pantau efektivitas mesin produksi dengan mengukur availability, performance, dan quality agar dapat diketahui area yang perlu perbaikan.
• Manufacturing gantt chart schedule management: Rencanakan jadwal produksi secara efisien dan efektif untuk memastikan semua proses berjalan tepat waktu.
• Conveyor belt sensor IoT integration: Penerapan IoT pada conveyor belt untuk memantau kondisi mesin dan jalannya proses produksi secara otomatis dan real-time.
• Work order management: Dorong efisiensi produksi dengan otomatisasi jalur routing dan pelacakan waktu produksi secara langsung.
• Quality control: Identifikasi dan tangani barang yang tidak memenuhi standar dan persiapkan tindakan korektif untuk mencegah terjadinya masalah.

Semua proses manufaktur dapat dipantau dalam satu sistem terintegrasi dan mudah digunakan. Jangan biarkan proses manual menghambat pertumbuhan bisnis Anda! Coba demo gratis dan rasakan kemudahannya.

Kesimpulan

Penerapan OEE menjadi langkah strategis bagi perusahaan manufaktur dalam meningkatkan kualitas dan efisiensi produksi. Perusahaan perlu mengukur tiga elemen utama, yaitu ketersediaan, efisiensi kerja, dan kualitas produk agar bisa mengidentifikasi titik-titik kritis dalam proses produksi.

OEE memungkinkan perusahaan mengurangi pemborosan dan mendukung produktivitas secara maksimal. Untuk mengoptimalkan metode ini, perusahaan bisa memanfaatkan Software Manufaktur Total yang memudahkan pemantauan seluruh proses produksi.

Penggunaan software dengan berbagai fitur canggih dan terbaru mendorong kegiatan manufaktur lebih terukur dan terarah. Perusahaan bisa mengatur kinerja mesin, mengecek performa, dan menjaga efisiensi produksinya hanya melalui satu sistem terpusat.

Ingin tahu bagaimana software ini dapat membantu Anda meningkatkan efisiensi produksi? Segera coba demo gratis sekarang!

FAQ tentang OEE