Icon EQUIP

Novita
Balasan dalam 1 menit

Novita
Ingin Demo Gratis?

Hubungi kami via WhatsApp, dan sampaikan kebutuhan perusahaan Anda dengan tim ahli kami.
6281222849188
×

Novita

Active Now

Novita

Active Now

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit ut aliquam, purus sit

Mengenal ERP Waterfall: Definisi, Konsep dan Keuntungan

Picture of Ginta Anathia
erp waterfall

Sistem ERP Waterfall adalah salah satu metode yang paling populer untuk mengimplementasikan sistem ERP. Namun, ada beberapa tantangan yang perlu Anda pertimbangkan saat menggunakan metode ini. Pelajari selengkapnya pada artikel ini.

Apa itu Metode ERP Waterfall?

erp waterfall method

ERP Waterfall adalah salah satu metodologi pengembangan perangkat lunak yang mengikuti pendekatan linear dan berurutan.

Proses pengembangan dengan metode Waterfall biasanya terdiri dari tahap-tahap berurutan, seperti analisis, perancangan, implementasi, pengujian, dan pemeliharaan.

Setiap tahap harus selesai sebelum melanjutkan ke tahap berikutnya, dan perubahan yang Anda buat di tahap awal kemungkinan besar akan sulit untuk terimplementasi di tahap selanjutnya.

Metodologi waterfall dapat digambarkan sebagai pendekatan “konvensional” dalam mengimplementasikan ERP:  ini mulai dengan menghimpun persyaratan, merencanakan, menjalankan pekerjaan, dan menghasilkan produk akhir yang sepenuhnya berfungsi. 

Setiap tahap proyek memiliki titik awal dan akhir tertentu, dan pekerjaan pada tahap berikutnya tidak mulai sebelum tahap saat ini selesai. Itulah mengapa metode ini disebut “waterfall“.

Dalam implementasi ERP waterfall akan terlihat seperti ini:

  • Penemuan 
  • Perencanaan 
  • Desain 
  • Pengembangan 
  • Pengujian
  • Pengimplementasian 
  • Pemeliharaan 

Sebagian besar pekerjaan dan keputusan terjadi selama tahap perencanaan. Secara konvensional, di tahap ini, tim mengumpulkan masukan dari sponsor proyek dan pihak terkait lainnya tentang visi proyek: kebutuhan, harapan, dan hal-hal lain yang mereka inginkan. Setelah itu, tim menyusun rencana proyek dan memulai pelaksanaannya.

Ada alasan mengapa metode waterfall begitu populer: karena masuk akal bagi semua orang. Sebagian besar orang secara naluriah memahami metode waterfall karena sifatnya yang linear.

Anda menyelesaikan langkah A sebelum melanjutkan ke langkah B, dan terus berlanjut hingga mencapai tujuan. Metode ini memberikan struktur, yang sangat perlu dalam proyek besar dan kompleks seperti implementasi ERP.

Tahapan Metode ERP Waterfall

Berbeda dengan metode ERP agile, Metode pengembangan perangkat lunak ini membagi proyek menjadi tahap-tahap yang berurutan. Setiap tahap harus selesai sebelum tahap berikutnya mulai. Metode ini sering menjadi sebagai metode yang paling tradisional untuk mengembangkan perangkat lunak.

Menganalisa persyaratan

Pada tahap ini, pengembang perlu memahami kebutuhan pengguna perangkat lunak. Kebutuhan ini dapat mencakup cara pengguna ingin menggunakan perangkat lunak, serta batasan yang harus perangkat lunak hadapi.

Informasi ini dapat diperoleh dari berbagai sumber, seperti wawancara, survei, atau diskusi. Setelah pengembang mengumpulkan informasi, mereka perlu menganalisisnya untuk mendapatkan data yang lengkap tentang kebutuhan pengguna. 

Data ini kemudian dapat digunakan untuk mengembangkan perangkat lunak yang memenuhi kebutuhan pengguna.

Berikut adalah beberapa tips untuk mengumpulkan informasi tentang kebutuhan pengguna:

  • Wawancara pengguna secara langsung untuk memahami kebutuhan mereka.
  • Buat survei untuk mengumpulkan data dari pengguna dalam jumlah besar.
  • Diskusikan kebutuhan pengguna dengan tim pengembang.
  • Analisis data yang dikumpulkan untuk mendapatkan pemahaman yang lengkap tentang kebutuhan pengguna.

Dengan memahami kebutuhan pengguna, pengembang dapat mengembangkan perangkat lunak yang memenuhi kebutuhan pengguna dan memberikan nilai bagi bisnis.

Membuat desain

Tahap selanjutnya dalam pengembangan perangkat lunak ERP waterfall  adalah desain. Tahap ini merupakan langkah krusial yang dilakukan sebelum proses pemrograman dimulai, dan tujuannya adalah untuk menggambarkan dengan jelas apa yang perlu dilakukan dan bagaimana sistem akan beroperasi secara keseluruhan.

Desain perangkat lunak melibatkan berbagai aspek, termasuk mendefinisikan arsitektur sistem. Arsitektur sistem merupakan kerangka kerja utama yang menentukan bagaimana berbagai komponen dan modul perangkat lunak akan mereka organisir dan saling berinteraksi.

Dalam tahap ini, para pengembang merancang bagaimana sistem akan berfungsi secara keseluruhan dan mengidentifikasi ketergantungan antara komponen-komponen tersebut.

Arsitektur sistem sangat penting karena memiliki peran kunci dalam menentukan persyaratan perangkat keras dan sistem yang mereka perlukan untuk mendukung perangkat lunak yang akan berkembang.

Dengan memiliki gambaran yang jelas tentang arsitektur sistem, para pengembang dapat memastikan bahwa keputusan desain yang mereka ambil akan sesuai dengan kebutuhan teknis dan fungsional aplikasi.

Selain itu, tahap desain juga mencakup perancangan antarmuka pengguna (user interface) dan tata letak (layout) visual dari perangkat lunak. 

Aspek ini berfokus pada menciptakan pengalaman pengguna yang intuitif, efisien, dan menarik, sehingga pengguna dapat dengan mudah berinteraksi dengan sistem dan mencapai tujuan mereka dengan lancar.

Penerapan

penerapan

Tahap berikutnya dalam metode ERP waterfall adalah penerapan coding. Pada tahap ini, para pengembang perangkat lunak akan mengeksekusi rencana desain yang telah mereka rumuskan sebelumnya dengan menulis kode program.

Kode program ini berisi serangkaian instruksi yang akan tereksekusi pada komputer untuk menjalankan fungsi dan tugas tertentu sesuai dengan kebutuhan perangkat lunak yang sedang mereka kembangkan.

Selama proses coding, rencana desain yang telah terbuat di tahap sebelumnya terurai menjadi modul-modul kode yang lebih kecil dan terorganisir.

Setiap modul mungkin bertanggung jawab atas fungsi atau bagian tertentu dari perangkat lunak. Proses ini memungkinkan para pengembang untuk membagi kerja secara efisien dan kolaboratif, mempermudah pengelolaan kode, serta meningkatkan kecepatan dan akurasi pengembangan.

Pengujian

Tahap keempat dalam pengembangan metode ERP Waterfall adalah pengujian. Tahap ini melibatkan penggabungan dari modul-modul yang telah ada sebelumnya.

Setelah penggabungan tersebut, proses pengujian terjadi untuk memastikan apakah perangkat lunak sesuai dengan desain yang telah terencana sebelumnya dan apakah masih terdapat masalah yang perlu mereka atasi.

Pengujian adalah tahap penting dalam pengembangan perangkat lunak. Tahap ini membantu memastikan bahwa perangkat lunak berfungsi dengan benar dan memenuhi kebutuhan pengguna. 

Pengujian juga membantu menemukan dan memperbaiki kesalahan sebelum perangkat lunak terimplementasi ke lingkungan produksi.

Ada beberapa jenis pengujian yang dapat terjadi selama tahap ini, termasuk:

  • Pengujian unit: Pengujian unit melibatkan pengujian modul-modul perangkat lunak secara individual.
  • Pengujian integrasi: Pengujian integrasi melibatkan pengujian modul-modul perangkat lunak yang telah gabung bersama.
  • Pengujian sistem: Pengujian sistem melibatkan pengujian seluruh sistem perangkat lunak.
  • Pengujian penerimaan pengguna: Pengujian penerimaan pengguna melibatkan pengujian sistem perangkat lunak oleh pengguna akhir.

Dengan melakukan pengujian yang menyeluruh, tim pengembang dapat meningkatkan kualitas perangkat lunak dan mengurangi risiko kesalahan.

Pemeliharaan

Tahap akhir dalam pengembangan perangkat lunak adalah operasi dan pemeliharaan. Tahap ini melibatkan pengoperasian dan pemeliharaan perangkat lunak yang telah selesai mereka kembangkan. 

Perangkat lunak yang telah selesai sekarang termanipulasi oleh pengguna.

Operasi dan pemeliharaan adalah tahap penting dalam pengembangan perangkat lunak. Tahap ini membantu memastikan bahwa perangkat lunak berfungsi dengan baik dan memenuhi kebutuhan pengguna.

Tahap ini juga membantu menemukan dan memperbaiki kesalahan yang terjadi setelah perangkat lunak terimplementasi ke lingkungan produksi.

Apa Saja Keuntungan Menggunakan ERP Waterfall?

keuntungan

Implementasi ERP dengan metode waterfall memiliki beberapa keuntungan, contohnya seperti:

Kejelasan workflow

Penggunaan model SDLC (Software Development Life Cycle) jenis ERP waterfall menyediakan jalur kerja sistem yang terstruktur dan dapat disesuaikan dengan skala proyek yang beragam.

Dalam metode ini, setiap tim memiliki tugas dan tanggung jawab yang terdefinisi dengan jelas sesuai dengan keahliannya masing-masing. 

Selain itu, kemampuan untuk mengikuti jadwal yang telah ditentukan merupakan salah satu keuntungan utama dari metode ERP waterfall.

Dokumen teratur

Waterfall adalah suatu pendekatan yang sangat terstruktur di mana semua informasi direkam secara rapi dan disampaikan dengan cepat dan akurat kepada seluruh anggota tim. 

Dokumentasi ini memfasilitasi setiap anggota tim dalam menjalankan tugas dan mengikuti semua instruksi yang terdapat dalam dokumen.

Hemat biaya

Tentu saja, ada keuntungan lain dari model ini terkait dengan sumber daya dan biaya yang perusahaan kelola

Dalam kasus ini, pelanggan tidak dapat mengganggu progres kerja tim pengembangan aplikasi, sehingga biayanya menjadi lebih terkendali. 

Berbeda dengan metode agile, di mana pelanggan dapat memberikan masukan dan umpan balik kepada tim pengembangan mengenai perubahan atau penambahan beberapa fitur. 

Oleh karena itu, perusahaan mungkin menghabiskan lebih banyak sumber daya dengan pendekatan waterfall ini.

Dapat berguna untuk pengembangan skala besar

Metode ini sangat sesuai untuk pengembangan aplikasi dengan skala besar yang melibatkan banyak orang dan alur kerja yang kompleks. 

Namun, model ini juga dapat terterap pada proyek yang lebih kecil dan menengah sesuai dengan keadaan dan kebutuhan masing-masing proyek.

Apa Saja Kekurangan Menggunakan ERP Waterfall?

kekurangan

Dalam menggunakan metode ERP waterfall, selain keuntungan yang telah dijelaskan sebelumnya, terdapat beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan:

Membutuhkan tim yang solid

Penggunaan model ERP waterfall membutuhkan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan yang ada. Semua tim perlu bekerja sama dan berkoordinasi dengan baik. 

Jika sebuah tim tidak dapat menjalankan tugasnya dengan baik, hal ini akan berdampak signifikan pada proses kerja tim lain.

Salah satu alasan mengapa dukungan dari seluruh pemangku kepentingan penting adalah karena setiap tim memiliki peran dan tanggung jawab yang berbeda dalam proses ini.

Misalnya, tim analisis bertanggung jawab untuk mengumpulkan kebutuhan pengguna dan mengembangkan persyaratan sistem.

Kurang fleksibel

Dalam ERP life cycle, penerapan metode waterfall memang menekankan pentingnya tim bekerja sesuai dengan instruksi dan panduan yang telah ditetapkan sejak awal.

Dalam tahap desain awal sistem perangkat lunak pada ERP life cycle, melibatkan partisipasi pelanggan dan pihak terkait lainnya adalah kunci untuk menentukan persyaratan dan kebutuhan bisnis yang tepat. Namun, setelah tahap desain mulai, pelanggan sering kali tidak terlibat secara aktif dalam proses pengembangan selanjutnya.

Kurang adanya gambaran sistem

Salah satu kelemahan dari model waterfall adalah kurangnya gambaran yang jelas bagi pelanggan tentang sistem yang sedang terkembang. 

Hal ini karena keterbatasan keterlibatan pelanggan dalam proses pengembangan. Pelanggan hanya dapat memberikan masukan dan umpan balik pada tahap akhir pengembangan, yaitu setelah seluruh sistem telah selesai berkembang.

Dalam model waterfall, komunikasi dengan pelanggan biasanya terjadi di tahap awal untuk mengumpulkan persyaratan dan kebutuhan. 

Namun, setelah tahap desain mulai, pelanggan sering kali tidak terlibat secara aktif dalam proses pengembangan. 

Mereka hanya dapat melihat hasil akhir dari sistem yang telah berkembang dan memberikan umpan balik setelah tahap implementasi atau pengujian selesai.

Membutuhkan waktu lebih

Penerapan metode waterfall memang cenderung memakan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan model SDLC atau metode pengembangan perangkat lunak lainnya.

Hal ini terutama sebab sifat linear dan berurutannya tahap-tahap dalam metode waterfall.

Dalam metode waterfall, setiap fase harus selesai sebelum melanjutkan ke fase berikutnya. Ini berarti bahwa tim harus menunggu tahap sebelumnya selesai sepenuhnya sebelum dapat melanjutkan ke tahap berikutnya.

Jika ada keterlambatan atau masalah di salah satu tahap, akan berdampak pada seluruh jadwal proyek, mengakibatkan penundaan dalam penyelesaian keseluruhan proyek.

Kesimpulan

Metode penerapan ERP waterfall merupakan salah satu cara yang populer untuk implementasi ERP pada sebuah perusahaan, dengan kelebihan dan kekurangannya sendiri. 

Total ERP dapat membantu mengatasi beberapa kelemahan ini. Dalam pengembangan dan implementasi ERP, dapat menggunakan pendekatan yang lebih fleksibel, seperti menggabungkan aspek-aspek dari metode pengembangan lain, seperti agile atau SDLC. Ini memungkinkan perubahan dan penyesuaian lebih mudah terjadi selama proses pengembangan ERP. Jadwalkan demo gratis software ERP anda sekarang!

Picture of Ginta Anathia
Ginta Anathia

Artikel Terkait

Saatnya Beralih ke Solusi ERP yang Lebih Efisien

Saatnya Beralih ke Solusi ERP yang Lebih Efisien Coba GRATIS Sekarang

Artikel Terkait

Akselerasi Bisnis Anda Ke Level Berikutnya!

Telah Dipercaya Oleh

Sebentar! Apakah Anda Mau Coba Demo Gratisnya? Cukup isi Form Dibawah ini