Bagi perusahaan manufaktur, memahami setiap rupiah yang dikeluarkan dalam proses produksi adalah kunci untuk bertahan dan berkembang. Tanpa perhitungan yang akurat, Anda mungkin menjual produk dengan harga yang salah, yang bisa menggerus keuntungan secara perlahan. Di sinilah peran penting laporan harga pokok produksi (HPP) muncul sebagai instrumen vital untuk mengukur efisiensi, mengontrol biaya, dan pada akhirnya, menjaga kesehatan finansial perusahaan.
Namun, penyusunan laporan ini seringkali dianggap rumit karena melibatkan banyak komponen, mulai dari bahan baku hingga biaya overhead yang tersembunyi. Kesalahan kecil dalam pencatatan bisa berakibat fatal pada laporan laba rugi dan pengambilan keputusan strategis. Artikel ini akan memandu Anda secara menyeluruh, mulai dari definisi dasar, komponen utama, hingga panduan langkah demi langkah disertai contoh praktis untuk menyusun laporan HPP yang akurat dan andal di tahun 2025.
Key Takeaways

Laporan HPP adalah ringkasan total biaya untuk mengubah bahan baku menjadi produk jadi dalam satu periode, krusial untuk evaluasi efisiensi.
Komponen utamanya adalah biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik yang harus dihitung secara akurat.
Otomatisasi penyusunan laporan HPP dengan Software Akuntansi HashMicro dapat meminimalkan kesalahan dan memberikan data real-time untuk keputusan strategis. Coba Demo Gratis!

Apa Itu Laporan Harga Pokok Produksi (HPP)?
Secara singkat, laporan harga pokok produksi adalah ringkasan semua biaya langsung dan tidak langsung yang dikeluarkan perusahaan untuk mengubah bahan baku menjadi barang jadi dalam satu periode akuntansi. Laporan ini merupakan bagian integral dari akuntansi biaya dan menjadi jembatan antara laporan pembelian bahan baku dengan laporan laba rugi. Dokumen ini tidak hanya menunjukkan angka akhir, tetapi juga merinci perjalanan biaya dari awal hingga akhir proses produksi.
Fungsinya lebih dari sekadar rekapitulasi biaya. Laporan ini menjadi alat diagnostik bagi manajemen untuk melihat di mana saja biaya membengkak dan bagaimana efisiensi dapat ditingkatkan. Dengan data HPP yang akurat, perusahaan dapat menyusun strategi yang lebih tajam, baik dalam operasional harian maupun perencanaan jangka panjang.
Mengapa Laporan Harga Pokok Produksi Penting untuk Bisnis Manufaktur?
Laporan HPP sangat krusial untuk pengendalian biaya, penentuan harga jual yang kompetitif, dan evaluasi efisiensi operasional secara keseluruhan. Tanpa laporan ini, sebuah bisnis manufaktur seolah berjalan tanpa peta, tidak tahu di mana posisi biayanya dan ke mana arah profitabilitasnya. Berikut adalah beberapa alasan mengapa laporan ini menjadi fondasi bagi kesuksesan bisnis manufaktur.
- Dasar Penentuan Harga Jual Produk: HPP adalah fondasi utama dalam menetapkan harga jual. Dengan mengetahui biaya pasti untuk memproduksi satu unit produk, Anda dapat menambahkan margin keuntungan yang wajar untuk menentukan harga jual yang tidak hanya kompetitif di pasar tetapi juga menguntungkan.
- Alat Kontrol Biaya Produksi: Laporan ini merinci setiap komponen biaya. Ini memungkinkan manajemen untuk membandingkan biaya aktual dengan anggaran, mengidentifikasi pemborosan, dan mengambil tindakan korektif untuk menekan biaya produksi di masa depan.
- Mengevaluasi Kinerja dan Efisiensi: Dengan membandingkan HPP dari satu periode ke periode lainnya, Anda dapat mengevaluasi apakah proses produksi menjadi lebih efisien atau tidak. Kenaikan HPP tanpa diimbangi kenaikan harga bahan baku bisa menjadi sinyal adanya inefisiensi di lantai produksi.
- Menyajikan Data Akurat untuk Laporan Laba Rugi: Harga pokok produksi adalah komponen kunci untuk menghitung Harga Pokok Penjualan (HPPenjualan) atau Cost of Goods Sold (COGS) dalam laporan laba rugi. Keakuratan HPP akan menentukan keakuratan laba kotor yang dilaporkan.
- Mendukung Pengambilan Keputusan Strategis: Informasi dari laporan HPP mendukung berbagai keputusan penting, seperti keputusan untuk membuat atau membeli komponen (make-or-buy decision), melanjutkan atau menghentikan lini produk, hingga merencanakan investasi pada mesin baru untuk efisiensi.
Komponen Utama dalam Perhitungan Harga Pokok Produksi
Untuk dapat menyusun laporan HPP yang akurat, penting bagi Anda untuk memahami tiga elemen biaya utama yang menjadi pilar perhitungannya. Ketiga komponen ini mencakup semua pengorbanan ekonomis yang terjadi di dalam pabrik untuk menghasilkan produk. Mari kita bedah satu per satu komponen ini.
1. Biaya Bahan Baku Langsung (Direct Materials)
Biaya bahan baku langsung adalah biaya semua material yang menjadi bagian tak terpisahkan dari produk jadi dan dapat ditelusuri secara fisik ke produk tersebut. Contohnya adalah kayu dalam pembuatan mebel, kain dalam produksi pakaian, atau biji kopi dalam produksi kopi bubuk. Untuk menghitung total biaya bahan baku yang digunakan dalam satu periode, Anda dapat menggunakan rumus: Saldo Awal Bahan Baku + Pembelian Bahan Baku – Saldo Akhir Bahan Baku. Pencatatan yang akurat atas setiap pembelian dan penggunaan bahan baku sangat krusial untuk mendapatkan angka yang valid.
2. Biaya Tenaga Kerja Langsung (Direct Labor)
Biaya tenaga kerja langsung mencakup upah, gaji, dan tunjangan yang dibayarkan kepada karyawan yang secara langsung terlibat dalam proses mengubah bahan baku menjadi produk jadi. Mereka adalah orang-orang yang secara fisik merakit, mengoperasikan mesin, atau mengerjakan produk. Contohnya termasuk gaji operator mesin perakitan, upah pekerja di lini produksi, atau bayaran untuk pengrajin. Biaya ini tidak termasuk gaji staf administratif, manajer pabrik, atau mandor, karena mereka tidak secara langsung mengerjakan produk.
3. Biaya Overhead Pabrik (Factory Overhead)
Biaya overhead pabrik (BOP) adalah semua biaya produksi selain biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya ini sering juga disebut biaya produksi tidak langsung karena tidak dapat ditelusuri secara langsung ke setiap unit produk, namun tetap esensial untuk kelancaran proses produksi. Contoh BOP sangat beragam, meliputi biaya bahan baku tidak langsung (seperti paku atau lem pada mebel), biaya tenaga kerja tidak langsung (gaji mandor, satpam pabrik), biaya sewa pabrik, biaya listrik dan air pabrik, biaya asuransi pabrik, hingga biaya depresiasi atau penyusutan mesin dan peralatan pabrik.
Panduan Langkah-demi-Langkah Membuat Laporan Harga Pokok Produksi
Menyusun laporan harga pokok produksi melibatkan serangkaian perhitungan yang sistematis dan saling berhubungan. Proses ini dimulai dari menghitung bahan baku yang terpakai hingga akhirnya menemukan nilai total barang yang selesai diproduksi. Ikuti panduan langkah demi langkah berikut untuk memahaminya secara utuh.
1. Langkah 1: Hitung Total Bahan Baku yang Digunakan
Langkah pertama adalah menentukan berapa nilai bahan baku langsung yang telah digunakan dalam proses produksi selama periode tersebut. Anda tidak bisa hanya melihat total pembelian, karena mungkin ada sisa dari periode lalu atau sisa untuk periode mendatang. Rumusnya adalah:
Bahan Baku yang Digunakan = Saldo Awal Bahan Baku + Pembelian Bersih Bahan Baku – Saldo Akhir Bahan Baku
2. Langkah 2: Kalkulasi Total Biaya Manufaktur
Setelah mengetahui biaya bahan baku yang digunakan, langkah selanjutnya adalah menjumlahkannya dengan dua komponen biaya produksi utama lainnya. Total biaya manufaktur atau total biaya produksi adalah jumlah keseluruhan biaya yang dimasukkan ke dalam proses produksi selama periode berjalan. Rumusnya sederhana:
Total Biaya Manufaktur = Biaya Bahan Baku yang Digunakan + Biaya Tenaga Kerja Langsung + Biaya Overhead Pabrik
3. Langkah 3: Hitung Harga Pokok Produksi (COGM)
Harga Pokok Produksi atau Cost of Goods Manufactured (COGM) adalah total biaya dari barang-barang yang telah selesai diproduksi dan siap dipindahkan ke gudang barang jadi. Perhitungannya melibatkan total biaya manufaktur serta memperhitungkan nilai persediaan barang dalam proses (BDP) di awal dan akhir periode. Rumusnya adalah:
Harga Pokok Produksi = Total Biaya Manufaktur + Saldo Awal Persediaan BDP – Saldo Akhir Persediaan BDP
4. Langkah 4: Tentukan Harga Pokok Penjualan (COGS)
Meskipun bukan bagian langsung dari laporan HPP, memahami hubungannya sangat penting. Harga Pokok Produksi (COGM) yang telah Anda hitung akan digunakan untuk mencari Harga Pokok Penjualan (HPPenjualan) atau COGS. COGS adalah total biaya produksi dari barang yang terjual dalam satu periode. Rumusnya adalah:
Harga Pokok Penjualan = Saldo Awal Barang Jadi + Harga Pokok Produksi – Saldo Akhir Barang Jadi
Contoh Praktis Laporan Harga Pokok Produksi
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, mari kita lihat contoh studi kasus dari PT Manufaktur Jaya, sebuah perusahaan yang memproduksi kursi kayu, untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2025.
Data keuangan yang tersedia adalah sebagai berikut:
- Persediaan Bahan Baku (1 Jan): Rp25.000.000
- Pembelian Bahan Baku: Rp150.000.000
- Persediaan Bahan Baku (31 Des): Rp20.000.000
- Biaya Tenaga Kerja Langsung: Rp100.000.000
- Biaya Overhead Pabrik: Rp75.000.000
- Persediaan Barang Dalam Proses (1 Jan): Rp30.000.000
- Persediaan Barang Dalam Proses (31 Des): Rp35.000.000
Berdasarkan data di atas, berikut adalah Laporan Harga Pokok Produksi untuk PT Manufaktur Jaya:
PT Manufaktur Jaya Laporan Harga Pokok Produksi Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2025 |
||
---|---|---|
Biaya Bahan Baku Langsung | ||
Persediaan Bahan Baku Awal | Rp25.000.000 | |
Pembelian Bahan Baku | Rp150.000.000 | |
Bahan Baku Tersedia untuk Digunakan | Rp175.000.000 | |
Persediaan Bahan Baku Akhir | (Rp20.000.000) | |
Total Biaya Bahan Baku yang Digunakan | Rp155.000.000 | |
Biaya Tenaga Kerja Langsung | Rp100.000.000 | |
Biaya Overhead Pabrik | Rp75.000.000 | |
Total Biaya Manufaktur | Rp330.000.000 | |
Ditambah: Persediaan Barang Dalam Proses Awal | Rp30.000.000 | |
Biaya Produksi Siap Diproses | Rp360.000.000 | |
Dikurangi: Persediaan Barang Dalam Proses Akhir | (Rp35.000.000) | |
HARGA POKOK PRODUKSI (COGM) | Rp325.000.000 |
Tips Mencegah Kesalahan Umum dalam Penyusunan Laporan HPP
Penyusunan laporan HPP yang akurat membutuhkan ketelitian tinggi. Kesalahan kecil dapat berdampak besar pada laporan keuangan dan keputusan bisnis. Berikut adalah beberapa tips praktis untuk menghindari kesalahan umum yang sering terjadi.
- Pastikan Klasifikasi Biaya Sudah Tepat: Kesalahan paling umum adalah salah mengklasifikasikan biaya. Pastikan Anda dapat membedakan dengan jelas antara biaya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik. Biaya seperti gaji manajer pemasaran, misalnya, adalah biaya operasional, bukan bagian dari HPP.
- Lakukan Pencatatan Persediaan secara Akurat: Nilai persediaan (bahan baku, BDP, dan barang jadi) sangat memengaruhi perhitungan. Lakukan perhitungan stok fisik (stock opname) secara rutin untuk memastikan data di catatan akuntansi sesuai dengan kondisi nyata di gudang.
- Gunakan Metode Alokasi Overhead yang Konsisten: Biaya overhead dialokasikan ke produk menggunakan dasar tertentu (misalnya, jam mesin atau jam kerja langsung). Pastikan Anda menggunakan metode alokasi yang logis dan menerapkannya secara konsisten dari periode ke periode untuk menjaga data tetap komparabel.
- Lakukan Rekonsiliasi secara Berkala: Selalu lakukan rekonsiliasi atau pencocokan data antara buku besar, catatan persediaan, dan laporan HPP. Proses ini membantu mendeteksi dan memperbaiki selisih atau kesalahan pencatatan lebih awal sebelum menjadi masalah yang lebih besar.
Otomatisasi Laporan HPP dengan Software Akuntansi
Menyusun laporan HPP secara manual, terutama untuk perusahaan dengan volume produksi tinggi dan banyak varian produk, sangat memakan waktu dan rentan terhadap human error. Di sinilah teknologi modern seperti software akuntansi atau sistem ERP (Enterprise Resource Planning) memainkan peran krusial. Sistem ini dirancang untuk mengotomatiskan seluruh proses perhitungan HPP dari awal hingga akhir.
Dengan mengintegrasikan data dari modul pembelian, inventaris, dan produksi, software dapat secara otomatis menghitung pemakaian bahan baku, mengalokasikan biaya tenaga kerja, dan membebankan overhead pabrik. Hasilnya adalah laporan HPP yang dihasilkan secara instan, akurat, dan real-time. Ini tidak hanya menghemat waktu tim akuntansi, tetapi juga memberikan data yang andal bagi manajemen untuk membuat keputusan dengan cepat dan tepat. Menurut studi oleh Aberdeen Group, perusahaan yang menggunakan sistem ERP terintegrasi mengalami peningkatan akurasi data inventaris hingga 98%.
Kesimpulan
Laporan harga pokok produksi adalah pilar utama dalam manajemen keuangan perusahaan manufaktur yang memberikan visibilitas penuh terhadap struktur biaya produksi. Dengan memahami komponen, mengikuti langkah-langkah yang benar, dan memanfaatkan teknologi seperti software akuntansi, Anda dapat menyusun laporan yang akurat untuk mendukung penentuan harga, pengendalian biaya, dan pengambilan keputusan strategis. Menguasai penyusunan laporan HPP bukan hanya tugas akuntansi, melainkan langkah strategis untuk memastikan profitabilitas dan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.