Sebagai seorang konsultan bisnis, saya sering menemukan tantangan terbesar bagi perusahaan manufaktur adalah menentukan harga jual produk yang tepat. Kesalahan dalam perhitungan bisa menggerus laba secara diam-diam. Akar masalahnya sering kali terletak pada ketidakakuratan dalam menghitung semua komponen biaya, terutama yang berkaitan dengan berbagai contoh biaya overhead pabrik.
Biaya overhead sering dianggap rumit dan diabaikan, padahal perannya sangat krusial dalam menentukan harga pokok produksi (HPP). Tanpa pemahaman yang mendalam tentang biaya-biaya tidak langsung ini, perusahaan berisiko menjual produk di bawah biaya produksi sesungguhnya. Artikel ini akan memandu Anda secara praktis untuk memahami, mengidentifikasi, dan menghitung biaya overhead pabrik agar profitabilitas bisnis Anda tetap terjaga di tahun 2025.
Key Takeaways

Biaya overhead pabrik adalah semua biaya produksi tidak langsung yang krusial untuk menentukan harga pokok produksi (HPP) secara akurat.
Perhitungan biaya overhead yang tepat membantu pengendalian biaya, penentuan harga jual kompetitif, dan pengambilan keputusan strategis yang lebih baik.
Software Manufaktur HashMicro mengotomatiskan pelacakan dan alokasi biaya overhead pabrik, memastikan perhitungan HPP yang presisi dan efisien. Coba Demo Gratis!

Apa Itu Biaya Overhead Pabrik?
Biaya overhead pabrik (BOP) adalah semua biaya produksi yang tidak dapat ditelusuri secara langsung ke setiap unit produk yang dihasilkan. Biaya ini mencakup semua pengeluaran di luar biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung. Sederhananya, BOP adalah biaya pendukung yang diperlukan agar proses produksi dapat berjalan lancar.
Sebagai contoh, gaji seorang supervisor pabrik tidak bisa dibebankan langsung ke satu unit kursi yang diproduksi, karena ia mengawasi seluruh lini produksi. Begitu pula dengan biaya listrik untuk penerangan pabrik. Biaya-biaya seperti inilah yang dikategorikan sebagai overhead dan harus dialokasikan secara adil ke semua produk yang dihasilkan.
Jenis-Jenis Biaya Overhead Pabrik
Untuk memudahkan pengelolaan, saya selalu menyarankan untuk mengelompokkan biaya overhead berdasarkan perilakunya terhadap volume produksi. Pengelompokan ini membantu dalam perencanaan anggaran dan analisis biaya. Berikut adalah tiga jenis utama biaya overhead pabrik yang perlu Anda ketahui.
1. Biaya overhead pabrik tetap (Fixed Overhead)
Biaya overhead pabrik tetap adalah biaya yang jumlahnya tidak berubah meskipun terjadi perubahan volume produksi dalam rentang waktu tertentu. Artinya, entah pabrik Anda memproduksi 100 unit atau 1.000 unit, biaya ini akan tetap sama. Contoh paling umum dari biaya ini adalah sewa gedung pabrik, pajak bumi dan bangunan (PBB), gaji manajer pabrik, dan biaya asuransi pabrik. Karena sifatnya yang konstan, biaya ini lebih mudah dianggarkan dan dikendalikan oleh manajemen.
2. Biaya overhead pabrik variabel (Variable Overhead)
Berbanding terbalik dengan biaya tetap, biaya overhead pabrik variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berfluktuasi sejalan dengan perubahan volume produksi. Semakin banyak unit yang Anda produksi, semakin tinggi total biaya variabel yang dikeluarkan. Contohnya termasuk biaya bahan penolong seperti lem atau paku dalam produksi mebel, biaya listrik untuk mesin produksi, dan biaya pelumas mesin. Memahami biaya ini penting untuk menganalisis efisiensi penggunaan sumber daya dalam setiap siklus produksi.
3. Biaya overhead pabrik semi-variabel (Semi-Variable Overhead)
Biaya overhead pabrik semi-variabel memiliki karakteristik gabungan antara biaya tetap dan variabel. Biaya ini memiliki komponen tetap yang harus dibayar terlepas dari volume produksi, dan komponen variabel yang meningkat seiring dengan peningkatan aktivitas produksi. Contoh klasik adalah tagihan listrik bulanan yang terdiri dari biaya abonemen (tetap) dan biaya pemakaian per kWh (variabel). Contoh lainnya adalah biaya pemeliharaan mesin yang memiliki jadwal perawatan rutin (tetap) namun juga memerlukan perbaikan tambahan jika mesin digunakan lebih intensif (variabel).
Kumpulan Contoh Biaya Overhead Pabrik Terlengkap
Mengidentifikasi biaya overhead secara akurat adalah langkah pertama menuju perhitungan HPP yang benar. Untuk membantu Anda, saya telah mengelompokkan berbagai contoh biaya overhead pabrik yang paling sering ditemukan di lingkungan manufaktur. Berikut adalah rinciannya.
1. Biaya tenaga kerja tidak langsung
Ini adalah upah atau gaji yang dibayarkan kepada karyawan pabrik yang tidak terlibat langsung dalam proses pembuatan produk. Peran mereka lebih bersifat mendukung kelancaran operasional pabrik secara keseluruhan. Contohnya meliputi gaji manajer pabrik, supervisor produksi, staf quality control, petugas keamanan pabrik, dan staf kebersihan. Gaji mereka tidak dapat diatribusikan ke satu produk spesifik, sehingga harus dialokasikan sebagai overhead.
2. Biaya bahan baku tidak langsung (Bahan penolong)
Bahan penolong adalah material yang digunakan dalam proses produksi tetapi nilainya relatif kecil atau sulit untuk ditelusuri ke setiap unit produk. Meskipun menjadi bagian dari produk jadi, pencatatannya sebagai biaya langsung sering kali tidak praktis. Contohnya termasuk benang dan kancing dalam industri garmen, lem dan paku dalam pembuatan furnitur, serta bahan pembersih untuk peralatan produksi.
3. Biaya utilitas dan fasilitas pabrik
Kategori ini mencakup semua biaya yang terkait dengan operasional fasilitas produksi. Tanpa utilitas ini, pabrik tidak dapat berfungsi. Biaya-biaya ini meliputi tagihan listrik untuk penerangan dan mesin, tagihan air, biaya gas jika digunakan untuk produksi, biaya sewa gedung pabrik, dan pajak bumi dan bangunan (PBB) atas properti pabrik. Biaya ini bersifat esensial untuk menjaga lingkungan kerja yang produktif.
4. Biaya pemeliharaan dan depresiasi aset
Aset pabrik seperti mesin dan peralatan memerlukan perawatan rutin agar tetap berfungsi optimal dan memiliki umur pakai yang panjang. Biaya yang timbul dari aktivitas ini termasuk dalam overhead, contohnya biaya suku cadang, pelumas, dan upah teknisi perawatan. Selain itu, ada juga biaya depresiasi atau penyusutan, yaitu alokasi biaya perolehan aset tetap selama masa manfaatnya, yang juga merupakan komponen penting dari biaya overhead pabrik.
5. Biaya administrasi dan asuransi pabrik
Biaya ini mencakup pengeluaran administratif yang terjadi di tingkat pabrik serta biaya untuk melindungi aset dan operasional. Contohnya termasuk biaya alat tulis kantor (ATK) yang digunakan di kantor pabrik, biaya telepon pabrik, dan premi asuransi untuk gedung, mesin, serta asuransi kecelakaan kerja bagi karyawan pabrik. Biaya-biaya ini memastikan operasional pabrik berjalan tertib dan terlindungi dari berbagai risiko.
Cara Menghitung Biaya Overhead Pabrik (Studi Kasus)
Setelah memahami konsep dan contohnya, langkah selanjutnya adalah menghitung dan mengalokasikan biaya overhead. Proses ini memastikan setiap produk menanggung beban biaya tidak langsung secara proporsional. Mari kita gunakan studi kasus sederhana dari PT Furnitur Kokoh, sebuah pabrik yang memproduksi kursi kayu.
1. Langkah 1: Hitung total estimasi biaya overhead
Langkah pertama adalah menjumlahkan semua estimasi biaya overhead pabrik untuk periode tertentu, misalnya satu bulan. Berdasarkan data historis dan proyeksi, PT Furnitur Kokoh mengestimasikan biaya overhead bulanannya sebagai berikut:
- Gaji supervisor: Rp15.000.000
- Biaya bahan penolong (lem & paku): Rp5.000.000
- Biaya utilitas pabrik: Rp10.000.000
- Biaya pemeliharaan & depresiasi: Rp20.000.000
Total estimasi biaya overhead pabrik adalah Rp15jt + Rp5jt + Rp10jt + Rp20jt = Rp50.000.000.
2. Langkah 2: Tentukan dasar alokasi (Activity driver)
Dasar alokasi adalah ukuran aktivitas yang digunakan untuk membebankan biaya overhead ke produk. Pemilihan dasar alokasi haruslah yang paling mencerminkan penyebab timbulnya biaya overhead. Beberapa dasar yang umum digunakan adalah jam kerja langsung, biaya tenaga kerja langsung, atau jam mesin. PT Furnitur Kokoh memutuskan untuk menggunakan jam mesin sebagai dasar alokasi karena produksinya sangat bergantung pada mesin. Mereka mengestimasi total jam mesin yang akan digunakan dalam sebulan adalah 10.000 jam.
3. Langkah 3: Hitung tarif overhead pabrik
Tarif overhead pabrik dihitung dengan membagi total estimasi biaya overhead dengan total estimasi dasar alokasi. Tarif ini akan digunakan untuk membebankan biaya ke setiap produk. Rumusnya adalah:
Tarif BOP = Total Estimasi BOP / Total Estimasi Dasar Alokasi
Untuk PT Furnitur Kokoh: Tarif BOP = Rp50.000.000 / 10.000 jam mesin = Rp5.000 per jam mesin.
4. Langkah 4: Alokasikan biaya ke produk
Terakhir, alokasikan biaya overhead ke setiap unit produk dengan mengalikan tarif overhead dengan jumlah dasar alokasi yang dikonsumsi oleh produk tersebut. Jika untuk memproduksi satu unit kursi kayu dibutuhkan 2 jam mesin, maka biaya overhead yang dibebankan adalah:
BOP per Unit = Tarif BOP x Jam Mesin per Unit
BOP per Kursi = Rp5.000/jam x 2 jam = Rp10.000. Biaya ini kemudian ditambahkan ke biaya bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung untuk mendapatkan total HPP per unit kursi.
Mengapa Menghitung Biaya Overhead Pabrik Penting?
Perhitungan biaya overhead pabrik yang akurat sangat penting untuk menentukan harga pokok produksi (HPP) yang tepat, mengendalikan biaya, dan mendukung pengambilan keputusan strategis. Dengan pemahaman yang jelas tentang BOP, perusahaan dapat menetapkan harga jual yang kompetitif namun tetap menguntungkan. Ini juga membantu manajemen mengidentifikasi area pemborosan dan menerapkan strategi efisiensi.
Selain itu, data biaya overhead yang valid menjadi dasar untuk menyusun anggaran yang realistis dan mengevaluasi kinerja departemen produksi. Tanpa perhitungan ini, perusahaan seperti berjalan dalam kegelapan, tidak tahu pasti berapa biaya riil untuk setiap produk yang dihasilkan. Informasi ini menjadi fondasi dalam menyusun laporan harga pokok produksi yang kredibel untuk analisis profitabilitas lebih lanjut.
Strategi Mengelola dan Mengurangi Biaya Overhead Pabrik
Untuk menjaga daya saing, perusahaan perlu secara aktif mengelola dan mengurangi biaya overhead tanpa mengorbankan kualitas. Beberapa strategi efektif yang bisa diterapkan meliputi efisiensi energi, penjadwalan pemeliharaan preventif, dan negosiasi ulang kontrak dengan pemasok. Langkah-langkah ini membantu menekan pengeluaran tidak langsung secara signifikan.
Berikut adalah beberapa strategi praktis yang bisa Anda terapkan:
- Implementasikan Efisiensi Energi: Lakukan audit energi untuk mengidentifikasi pemborosan. Gunakan peralatan hemat energi, pasang lampu LED, dan terapkan kebijakan untuk mematikan mesin yang tidak digunakan. Menurut Departemen Energi AS, langkah-langkah efisiensi dapat mengurangi biaya energi hingga 10-30%.
- Optimalkan Jadwal Pemeliharaan: Beralih dari pemeliharaan reaktif ke pemeliharaan preventif. Membuat laporan maintenance mesin yang terjadwal dapat mencegah kerusakan besar yang memakan biaya tinggi dan menyebabkan downtime produksi.
- Tinjau Ulang Kontrak Pemasok: Lakukan negosiasi secara berkala dengan pemasok bahan penolong atau penyedia layanan utilitas. Mencari pemasok alternatif atau melakukan pembelian dalam volume besar sering kali dapat memberikan harga yang lebih baik.
- Manfaatkan Teknologi: Gunakan software ERP manufaktur untuk memantau penggunaan sumber daya secara real-time. Sistem ini dapat memberikan data akurat mengenai konsumsi material dan kinerja mesin, membantu Anda membuat keputusan berbasis data untuk efisiensi.
Kesimpulan
Memahami dan mengelola contoh biaya overhead pabrik bukan lagi sekadar tugas akuntansi, melainkan sebuah keharusan strategis bagi setiap bisnis manufaktur di tahun 2025. Dengan identifikasi yang cermat, perhitungan yang akurat, dan strategi pengelolaan yang efektif, Anda dapat memastikan setiap produk memiliki harga yang kompetitif dan menguntungkan. Mengabaikan biaya overhead sama saja dengan membiarkan potensi keuntungan hilang tanpa jejak.
Penerapan teknologi seperti Software Manufaktur dari HashMicro dapat menjadi langkah transformatif. Sistem ini mengotomatiskan pelacakan dan alokasi biaya secara real-time, memberikan Anda visibilitas penuh dan kontrol yang lebih baik atas seluruh biaya produksi, sehingga Anda dapat fokus pada inovasi dan pertumbuhan bisnis.