Dalam dunia bisnis maupun kebutuhan individu, sering kali kita dihadapkan pada situasi di mana membeli barang secara tunai bukanlah pilihan terbaik, terutama untuk aset dengan nilai tinggi. Dalam konteks inilah, leasing menjadi salah satu solusi pembiayaan yang menawarkan kemudahan dalam memperoleh barang tanpa harus membelinya secara langsung.
Misalnya, perusahaan yang membutuhkan alat berat atau kendaraan operasional dapat memilih sewa guna usaha dibanding membeli langsung. Hal ini membantu mereka menjaga arus kas tetap sehat sambil tetap bisa menjalankan aktivitas bisnis secara efisien dan terukur.
Selain itu, pertumbuhan teknologi juga membuat pengelolaan aset makin mudah dengan bantuan facility management software yang terintegrasi dengan aplikasi manajemen aset. Perusahaan pun bisa melacak penggunaan barang secara digital untuk efisiensi dan akurasi operasional.
Lalu sebenarnya, apa itu leasing, apa saja manfaatnya, jenis-jenis leasing seperti apa yang umum digunakan, dan bagaimana cara kerjanya? Untuk memahami konsep leasing secara lebih menyeluruh, mari kita simak artikel berikut ini!
Apa itu Leasing?
Leasing atau sewa guna usaha adalah perjanjian antara pihak penyedia barang (lessor) dan pihak pengguna (lessee), di mana lessee menggunakan barang milik lessor selama periode tertentu dengan pembayaran berkala. Di akhir masa sewa, lessee bisa memiliki opsi untuk membeli barang tersebut.
Selain itu, leasing merupakan alternatif pembiayaan yang biasa digunakan oleh perusahaan maupun individu, terutama ketika mereka ingin mendapatkan barang bernilai besar tanpa membayar lunas di awal. Biasanya, leasing digunakan untuk kendaraan, alat berat, mesin, hingga properti komersial.
Berbeda dengan kredit, leasing tidak selalu memberikan hak milik langsung. Pada kredit, konsumen langsung menjadi pemilik barang dengan cicilan yang dibayarkan ke bank atau lembaga pembiayaan. Sementara itu, pada leasing, hak kepemilikan tetap berada di pihak lessor sampai seluruh kewajiban terpenuhi atau setelah opsi beli dilakukan.
Contoh leasing yang paling umum adalah perusahaan yang menyewa kendaraan operasional untuk distribusi. Dibanding membeli langsung, menyewa kendaraan melalui leasing bisa menjadi langkah strategis karena dapat mengurangi beban keuangan di awal sekaligus mendapatkan manfaat operasional.
Apa Manfaat Leasing?
Dalam praktiknya, leasing memberikan banyak keuntungan yang bisa dirasakan baik oleh pelaku usaha maupun individu. Terutama di era modern, di mana efisiensi dan fleksibilitas keuangan menjadi hal yang sangat penting. Berikut ini beberapa manfaat leasing yang patut dipertimbangkan:
1. Mempermudah akses terhadap aset bernilai tinggi
Leasing memungkinkan individu maupun perusahaan untuk menggunakan aset berharga seperti alat berat, kendaraan, atau mesin produksi tanpa perlu melakukan pembayaran penuh di awal. Skema ini memberikan kemudahan akses terhadap barang bernilai tinggi dengan risiko keuangan yang lebih terukur.
2. Memberikan fleksibilitas dalam pengelolaan anggaran
Melalui pembayaran berkala, leasing membantu menjaga stabilitas arus kas dan mengurangi tekanan keuangan jangka pendek. Hal ini sangat penting bagi perusahaan yang ingin menyeimbangkan antara pengeluaran operasional dan investasi lainnya.
3. Menyediakan layanan perawatan dan dukungan teknis
Dalam beberapa jenis perjanjian leasing, lessor turut menyediakan fasilitas perawatan dan dukungan teknis. Dengan demikian, lessee tidak perlu menanggung biaya tambahan untuk perbaikan atau servis, yang pada akhirnya mengurangi beban operasional secara keseluruhan.
4. Mendukung efisiensi dalam pembukuan dan pengelolaan pajak
Transaksi leasing dapat dicatat secara sistematis melalui penggunaan software akuntansi, dan dalam banyak kasus diakui sebagai beban operasional yang dapat mengurangi kewajiban pajak. Hal ini tentu menjadi nilai tambah bagi perusahaan yang ingin menjaga kepatuhan fiskal sambil mengoptimalkan laporan keuangan.
5. Meningkatkan efisiensi operasional melalui teknologi digital
Dengan dukungan facility management software, perusahaan dapat mengelola dan memantau aset yang disewa secara terpusat dan terintegrasi. Pemanfaatan sistem digital ini membantu meningkatkan kontrol aset, efisiensi penggunaan, serta mengurangi risiko kehilangan atau penyalahgunaan.
Untuk membantu Anda memaksimalkan manfaat leasing sekaligus mengelola fasilitas secara efisien, Total menghadirkan solusi digital yang praktis dan terintegrasi. Unduh skema harga software manajemen fasilitas Total sekarang untuk mengetahui fitur lengkap dan paket yang sesuai dengan kebutuhan bisnis Anda!
Istilah-Istilah dalam Leasing
Dalam memahami skema leasing adalah penting untuk mengetahui berbagai istilah teknis yang umum digunakan. Istilah-istilah ini tidak hanya memudahkan proses komunikasi antara pihak terkait, tetapi juga membantu calon lessee untuk membaca dan memahami isi kontrak secara lebih cermat.
1. Lessor
Lessor adalah pihak yang memiliki dan menyewakan aset kepada lessee berdasarkan perjanjian leasing. Biasanya, lessor berasal dari perusahaan pembiayaan, bank, atau institusi keuangan lain yang memiliki hak penuh atas kepemilikan aset selama masa kontrak berlangsung.
2. Lessee
Lessee adalah pihak yang menyewa atau menggunakan aset dari lessor dalam periode tertentu sesuai perjanjian. Lessee dapat berupa individu, pelaku UMKM, atau perusahaan besar yang membutuhkan dukungan aset untuk menjalankan kegiatan operasional atau produksi.
3. Lease term
Lease term merupakan jangka waktu yang disepakati kedua belah pihak selama perjanjian leasing berlangsung. Selama periode ini, lessee diwajibkan melakukan pembayaran sesuai kesepakatan dan tunduk pada seluruh ketentuan yang telah ditetapkan dalam kontrak.
4. Residual value
Residual value adalah nilai sisa dari aset yang disewa setelah masa leasing berakhir. Nilai ini sering kali menjadi acuan harga apabila lessee bermaksud membeli aset tersebut di akhir masa sewa, dan ditentukan sejak awal kontrak dibuat oleh pihak lessor.
Jenis-Jenis Leasing
Dalam praktiknya, leasing adalah instrumen pembiayaan yang terdiri dari beberapa bentuk, tergantung pada tujuan penggunaan dan tanggung jawab kepemilikan aset. Memahami perbedaan jenis leasing sangat penting agar pelaku usaha atau individu dapat memilih skema yang paling sesuai dengan kebutuhan operasional dan keuangan mereka.
1. Finance lease
Finance lease merupakan jenis sewa guna usaha di mana seluruh risiko dan manfaat kepemilikan aset secara ekonomi dialihkan kepada lessee. Walaupun aset secara hukum tetap dimiliki oleh lessor, tanggung jawab perawatan dan risiko kerusakan berada di tangan lessee sepanjang masa sewa.
Dalam skema ini, jangka waktu leasing biasanya cukup panjang dan mendekati usia ekonomis aset. Pembayaran yang dilakukan oleh lessee mencakup hampir seluruh nilai aset, sehingga di akhir masa sewa, lessee dapat membeli aset dengan harga sisa yang relatif kecil (residual value).
Finance lease umumnya digunakan oleh perusahaan untuk kebutuhan aset tetap seperti mesin, kendaraan operasional, atau alat berat. Jenis leasing ini sering tercatat dalam neraca sebagai aset dan kewajiban, dan dicatat melalui software akuntansi untuk keperluan laporan keuangan.
2. Operating lease
Berbeda dengan finance lease, operating lease adalah skema leasing jangka pendek yang tidak mengalihkan risiko maupun manfaat kepemilikan aset kepada lessee. Setelah masa sewa selesai, aset akan dikembalikan kepada lessor, tanpa adanya opsi pembelian di akhir masa kontrak.
Dalam operating lease, tanggung jawab atas pemeliharaan aset biasanya tetap menjadi kewajiban lessor. Skema ini cocok bagi perusahaan yang hanya membutuhkan penggunaan aset untuk sementara waktu atau proyek tertentu tanpa ingin memilikinya secara permanen.
Contoh umum operating lease antara lain adalah penyewaan komputer, peralatan kantor, atau kendaraan selama beberapa bulan. Jenis leasing ini tidak dicatat sebagai aset tetap, sehingga tidak menambah beban dalam laporan neraca dan cocok digunakan bersama aplikasi manajemen aset modern.
Cara Kerja Leasing
Proses leasing diawali dari kebutuhan lessee terhadap suatu aset, baik berupa kendaraan, mesin, maupun perlengkapan usaha lainnya. Lessee kemudian mengajukan permohonan leasing kepada perusahaan pembiayaan (lessor) dengan menyertakan informasi finansial dan dokumen pendukung.
Setelah permohonan disetujui, lessor akan membeli aset yang dibutuhkan dan menyewakannya kepada lessee berdasarkan kontrak yang telah disepakati. Kontrak ini mencakup durasi sewa (lease term), nilai cicilan, hak serta kewajiban masing-masing pihak, dan ketentuan terkait residual value.
Selama masa perjanjian, lessee wajib membayar cicilan secara rutin sesuai jadwal. Pembayaran ini dicatat menggunakan software akuntansi untuk memastikan kelengkapan administrasi dan membantu perencanaan keuangan. Dalam skema tertentu, inventory asset management juga dapat digunakan untuk memantau aset yang disewa.
Di akhir masa sewa, tergantung pada jenis leasing, lessee memiliki beberapa opsi seperti mengembalikan aset, memperpanjang kontrak, atau membeli aset tersebut dengan harga yang telah ditentukan. Proses ini didukung oleh facility management software untuk memastikan transparansi dan efisiensi administrasi.
Optimalkan Proses Leasing Anda dengan Software Manajemen Fasilitas Total
Software manajemen fasilitas Total merupakan solusi terintegrasi yang dirancang untuk membantu perusahaan mengelola setiap aspek fasilitas fisik secara efisien. Dengan fitur seperti manajemen ruang, inventaris, hingga pemeliharaan, software ini mendukung kelancaran operasional termasuk proses leasing aset secara tertata dan terkontrol.
Dengan fitur pelaporan dan analisis yang akurat, perusahaan dapat memantau kondisi fasilitas secara real-time dan menjadwalkan perawatan rutin. Didukung kontrol akses yang aman dan fleksibilitas penggunaan di berbagai perangkat, Total ERP memastikan mobilitas tinggi dan operasional yang tetap optimal.
Berikut ini merupakan manfaat utama software manajemen fasilitas Total:
- Kelola & Kontrol Fasilitas via Mobile Device: Akses informasi lengkap mengenai aset, lokasi, riwayat penggunaan, dan catatan pemeliharaan langsung dari aplikasi mobile kapan saja.
- Jaga Kualitas Aset untuk Kelancaran Operasional: Pantau kondisi fasilitas secara real-time dan atur jadwal perawatan rutin dengan notifikasi otomatis agar aset selalu siap digunakan.
- Hindari Risiko Fasilitas Rusak atau Hilang: Lacak status dan informasi fasilitas perusahaan dengan mudah melalui sistem terintegrasi berbasis barcode.
- Laporan Biaya Pemeliharaan Lengkap & Valid: Dapatkan laporan biaya pemeliharaan yang akurat untuk memastikan aset dan fasilitas tetap dalam performa terbaik.
Kesimpulan
Leasing adalah perjanjian antara pihak penyedia dan pengguna barang di mana pengguna dapat memanfaatkan barang tersebut dalam jangka waktu tertentu dengan pembayaran berkala. Metode ini sering digunakan untuk memperoleh aset bernilai besar tanpa harus membayar lunas di awal.
Untuk itu, Total menghadirkan software manajemen fasilitas yang dirancang untuk membantu proses leasing berjalan lebih efisien. Dengan fitur pelacakan aset, pengelolaan jadwal perawatan, akses mobile, serta laporan biaya yang akurat, proses leasing menjadi lebih tertata, aman, dan mudah dikendalikan.
Coba demo gratis sekarang dan rasakan sendiri bagaimana software manajemen fasilitas Total dapat meningkatkan produktivitas, menjaga aset tetap optimal, serta mendukung proses leasing bisnis Anda secara real-time dan terintegrasi!
FAQ tentang Leasing
Leasing adalah perjanjian sewa guna usaha antara pihak penyedia barang (lessor) dan pihak pengguna (lessee), di mana lessee membayar biaya sewa berkala untuk menggunakan barang dalam jangka waktu tertentu. Di akhir masa sewa, lessee bisa memiliki opsi untuk membeli barang tersebut.
Perbedaan utama terletak pada kepemilikan. Pada kredit, konsumen langsung menjadi pemilik barang dan mencicil ke bank. Sementara dalam leasing, kepemilikan tetap di tangan lessor hingga masa sewa selesai atau opsi beli dilakukan. Leasing lebih fleksibel untuk penggunaan sementara.
Contoh leasing yang umum adalah perusahaan logistik menyewa truk distribusi melalui lembaga leasing. Dengan cara ini, perusahaan dapat menggunakan kendaraan untuk operasional tanpa harus membayar penuh di awal, sehingga arus kas tetap stabil dan pengeluaran lebih terencana.